Oleh: Nolilita, Guru SMPN Binaan Khusus Kota Dumai, Riau
KOMPAS.com - Cerita pendek atau cerpen adalah cerita yang hanya memiliki konflik sederhana dan terdiri dari beberapa tokoh. Cerita pendek juga sering diartikan cerita yang habis sekali baca.
Meskipun cerpen terkesan sederhana dalam penulisannya, untuk membuat cerpen tetap dibutuhkan berbagai teknik agar cerita yang dikarang menjadi unik, baru, dan tidak ada duanya dari cerita lainnya.
Dari salah satu obyek yang sama, ada beberpa sudut unik yang dapat ditulis oleh pengarang. Pengarang dapat membumbui kisah-kisah pendek dengan berbagai fantasi dan pengalaman pribadi pengarang yang tentu saja tidak sama dengan pengalaman yang dimiliki pengarang atau orang lain.
Baca juga: Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik pada Cerpen
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam menulis cerita pendek seperti contoh cerpen Pohon Keramat yaitu :
Paragraf pertama yang mengesankan merupakan kunci pembuka dalam sebuah cerpen selain dari judul.
Cerpen adalah karangan pendek, maka dari itu paragraf pertama sebaiknya langsung masuk pada pokok persoalan dari cerita tidak perlu ditulis hal-hal klise dan menggurui karena akan menhadirkan kejenuhan dan apatis bagi para pembacanya
Contohnya:
Di sebelah barat kampungnya ada gunung yang tidak begitu besar. Disebut gunung barangkali tidak tepat karena areanya terlalu kecil, lebih tepatnya disebut bukit. Tetapi peduduk kampung, sejak dulu sampai sekarang menyebutnya dengan Gunung Beser. (Sumber: Pohon Keramat)
Pembaca adalah penikmat bacaan yang ditulis oleh seorang penulis atau pengarang. Maka pembaca memerlukan bacaan yang baru, segar, unik, menarik dan menyentuh perasaan.
Contohnya: Konon, mereka takut masuk ke dalam gunung karena dahulu ada beberapa orang pencari kayu bakar nekat masuk ke dalam manum tidak bisa kembali. (Sumber: Pohon Keramat)
Baca juga: Cara Mengembangkan Cerita Rakyat ke dalam Bentuk Cerpen
Menggali suasanan dalam cerita pendek terkadang memerlukan hal yang detail dan tentunya apik serta kreatif karena apabila penggambaran suasana baias-biasa saja cerita tidak akan menarik untuk dibaca.
Misalnya:
Saya hanya bisa mencatat peristiwa-peristiwa seperti itu tanpa mengerti apa yang tekah terjadi. Seperti kebanyakan remaja di kampung saya, saya kebingungan dengan banyak peristiwa. Saya merasa bahwa keinginan saya satu-satunya saat ini adalah bermain gitar dan berteriak sepuas-puasnya. (Sumber: Pohon Keramat)
Dalam menulis, salah satu yang terpenting adalah penggunaan kalimat efektif agar langsung memberikan kesan kepada pembaca. Pembaca mudah menyerap maksud dari setiap kalimat yang ditulis oleh penulis dari setiap bagian cerita hingga selesai.