Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Tradisional Sasadu, Khas Maluku Utara

Kompas.com - 05/05/2021, 17:51 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Suku Sahu adalah salah satu suku yang mendiami daerah Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Suku Sahu berasal dari orang yang tinggal di desa Su Wu pada masa Kesultanan Ternate.

Mezak Wakim dalam jurnal berjudul Sasadu: Arsitektur Tradisional Jailolo Halmahera Barat (2015) menyebutkan bahwa maysrakat Su Wu mengumpulkan hasil panen padi da datang ke istana untuk menyerahkannya pada saat Sultan sedang sahur. Sehingga lama-kelamaan orang-orang tersebut disebut sebagai Suku Sahu.

Suku Sahu di Maluku Utara memiliki rumah tradisional bernama Sasadu. Rumah Sasadu berfungsi pusat pemerintahan adat Suku Sahu.

Rumah Sasadu menjadi tempat ritual adat, tempat pertemuan, penjamuan tamu luar Suku Sahu, acara pernikahan, hingga musyawarah adat. Rumah Sasadu merupakan bangunan luas yang menggambarkan kearifan lokal Suku Sahu.

Ricardo Freedom Nanuru dalam jurnal berjudul Orom Sasadu: Hakikat dan Maknanya Bagi Masyarakat Suku Sahu di Halmahera Barat, Maluku Utara menyebutkan nama Sasadu diambil dari kisah nenek moyang orang Sahu yang pada awalnya menggunakan Sadu atau Sadu’o (gua) sebagai tempat berlindung dalam kehidupannya yang nomaden.

Baca juga: Rumah Palimbangan, Rumah Tradisional Kalimantan Selatan

Rumah Sasadu berbentuk segi delapan yang menunjukkan delapan arah mata angin dan berarti bahwa semua orang dari berbagai penjuru dapat masuk dan Suku Sahu terbuka untuk memberikan bantuan pada siapa saja yang membutuhkannya.

Rumah Sasadu dibagun dari kayu dengan banyak tiang tanpa menggunakan paku melainkan dengan sisitem pasak.

Rumah Sasadu terdiri dari delapan tiang induk (ngaso o lamo), 12 tiang kerangka atap luar (ngasu u dudu), dan 12 tiang penopang rangka atas (ngasu u taba) yang diletakkan di antara ngasu o lamo dan ngasu u dudu.

Uniknya, walaupun Rumah Sasadu terdiri dari banyak tiang, namun rumah ini sama sekali tidak memiliki dinding tetapi memiliki pintu.

Pintu paling tengah Rumah Sasadu diperuntukan untuk para pemuka adat, dua pintu khusus digunakan perempuan, dua pintu khusus digunakan laki-laki, dan pintu lainnya dapat digunakan oleh tamu Suku Sahu.

Lantai Rumah Sasadu pada zaman dahulu hanya berupa tanah untuk mengingatkan orang Suku Sahu atas kematian bahwa manusia akan kembali dikubur dalam tanah. Namun modern ini lantai rumah Sasadu sudah disemen agar lebih nyaman untuk digunakan.

Atap Rumah Sasadu seperti piramida yang rendah pada bagian samping dan meninggi hingga puncak di bagian tengah.

Baca juga: Melayu Atap Lontik, Rumah Adat Riau

Atap yang rendah dibagian samping membuat orang yang masuk ke Rumah Sasadu harus menunduk, menandakan sopan santun, rasa tunduk terhadap adat, serta kepatuhan pada Yang Maha Kuasa.

Di bagian dalam Rumah Sasadu terhadap dua buah meja, satu meja di depan untuk perempuan dan meja lainnya berada di belakang untuk laki-laki.

Kedua meja tersebut bermanka filosofis bahwa Suku Sahu akan selalu mendahulukan perempuan, dan laki-laki akan selalu melindungi mereka.

Rumah Sasadu juga dilengkapi dengan berbagai ornamen yang terdiri dari tumbuhan, hewan, dan simbol-simbol kepercayaan dengan arti filosofisnya masing-masing.

Agung Sagita Ari dan Eugenius Pradipto dalam jurnal berjudul Tektonika Rumah Sasadu sebagai Struktur Konstruksi yang Ramah Gempa, menyebutkan bahwa kolom kayu Rumah Sasadu bertumpu di atas sebuah batu sehingga tidak langsung menyentuh tanah.

Konstruksi sambungan kayu pada atap juga bangunan disambungkan dengan cara sendi dan jepit. Sehingga saat terjadi gempa, bangunan akan tetap stabil dan bisa bertahan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, Rumah Sasadu Maluku Utara disebut dengan bangunan anti gempa.

Baca juga: Keunikan Rumah Musalaki, Adat Nusa Tenggara Timur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com