KOMPAS.com - Seperti halnya dengan daerah-daerah di Indonesia, Provinsi Sumatera Selatan juga memliki beragam kesenian.
Tari Tanggai menjadi salah satu tarian tradisional yang berkembang di Palembang, Sumatera Selatan. Tari Tanggai merupakan taru menyambut tamu.
Dalam buku Seputar Tari Tanggai (2007) oleh Sartono, tari Tanggai pertama kali diciptakan oleh Elly Rudy yang merupakan salah satu penari Gending Sriwijaya.
Nama Tanggai diambil dari properti tari yang digunakan. Tanggai adalah kuku plasu yang digunakan oleh penari tari Tanggai.
Tari Tanggai diciptakan bukan untuk menggantikan tari Gending Sriwijaya yang sudah lebih dulu ada sebagai tari penyambutan tamu.
Baca juga: Tari Tabuik, Tarian Tradisional di Sumatera Barat
Tari Gending Sriwijaya tetap menjadi tari penyambutan tamu untuk tamu yang berhubungan dengan Provinsi Sumatera Selatan.
Sedangkan tari Tanggai diciptakan sebagai tari penyambutan tamu pada acara pernikahan dan tamu-tamu yang datang ke Kota Palembang.
Jumlah penari Tanggai harus ganjil dan perempuan. Jumlah ganjil dipilih, karena salah satu penari dalan tari Tanggai menjadi primadona dalam tarian.
Busana yang digunakan pada tari Tanggai adalah baju adat Sumatera Selatan, yaitu Aesan Gede. Selain busana adat, penari juga menggunakan aksesori sepert:
Baca juga: Tari Payung, Berawal dari Pertunjukan Sandiwara di Minangkabau
Alat musik yang digunakan dalam tari Tunggai adalah Accordion, Biola, Gendang, dan Gong. Lagu pengiring tari ini adalah Enam Bersaudara.
Dalam jurnal Makna Gerak Tari Tanggai di Kota Palembang Sumatera Selatan (2019) oleh Gabriella Saras Katungga, terdapat beberapa gerak dalam tari Tanggai, yaitu:
Gerak ini melambangkan kegiatan masyarakat kota Palembang, khususnya perempuan yang menyulam dan menenun. Sehingga gerakan ini lebih menekankan pada keahlian gerak tangan.
Penyampaian gerak pada tari Tanggai adalah seperti gerak menabur. Menabur dalam tarian ini bermakna menaburkan kebaikan, berbagi kepada sesama, maupun menaburkan ajarakan agama.
Gerak memohon adalah gerak ketika kita meminta sesuatu. Memohon semua hla yang baik dari Tuhan Yang Maha Esa.
Masyarakat Palembang merupakan orang yang berketuhanan, sehingga manusia dituntut untuk selalu berserah diri dan beribadah kepada Tuhan.
Baca juga: Tari Tidi Lo Polopalo, Tarian Pernikahan di Gorontalo