Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Debat tentang Vaksin Covid-19

Kompas.com - 29/12/2020, 20:55 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Herawan:

Saya sebagai wakil rakyat saya harus memastikan bahwa vaksin ini bukan komoditas, bukan sesuatu yang tidak dapat dibuka secara transparan. Menurut saya pemerintah harus jujur dan transparan seperti apa sih proses atau upaya diplomasi yang dilakukan pemerintah dengan beberapa negara.

Bagaimanapun, rakyat mesti tahu. Jangan memberikan janji saja. Komisi IX terkahir rapat soal vaksin itu 31 Agustus 2020, dan dalam rapat kita semua tegas mendorong pemerintah untuk bersinergi dan koordinasi kepada seluruh universitas, perguruan tinggi, dan juga lembaga lainnya. Sebagai orang yang dipilih oleh masyarakat, kemudian mewakili masyarakat, pemerintah seharusnya secara transparan menjelaskan.

Contoh debat di bawah diambil dari Rosi, Kompas TV pada 17 Desember 2020. Debat ini bertajuk "Vaksin Gratis untuk Semua".

Pakar Sosiologi Bencara NTU Singapura sekaligus penggagas petisi vaksi Covid-19 gratis, Prof. Sulfikar Amir:

Tidak ada masalah kalau misalnya semua orang mengharapkan akses vaksin secara gratis. Cuma kan kemudian kata gratis ini punya implikasi birokratif, administratif, finansial, dan politik yang harus dicermati. Jadi pekerjaan rumah dari pemerintahan Joko Widodo untuk mengimplemetasikan konsep gratis ini secara lebih nyata.

Baca juga: Contoh Debat tentang Belajar Online

Pegiat media sosial sekaligus pendukung vaksin mandiri, Poltak Hotradero:

Saya rasa komersialisasi vaksin sejauh kompetisi. Jadi penyedianya tidak hanya satu, tetapi macam-macam, itu akan membuat banyak pilihan. Sama seperti saat awal pandemi, tes harganya macam-macam. Orang akan menuju mana yang lebih murah, yang kualitasnya lebih bagus, kemudian lebih membaca manfaat.

Vaksin mandiri menjadi penting, tetapi komersialisasi itu pada dasarnya adalah sesuatu yang sah. Sejauh dilakukan secara transparan, biayanya jelas, penyedianya jelas, pilihannya juga jelas. Kita punya jalur paralel, yang gratis silakan gratis, yang mandiri silakan mandiri.

Prof. Sulfikar:

Satu poin yang disebutkan oleh Bung Poltak adalah komersialisasi. Justru komersialisasi itu yang membuat pandemi di Indonesia tidak berkurang, malah semakin parah. Indonesia menjadi negara dengan kondisi Covid-19 terburuh di Asia Tenggara.

Komersialisasi testing itu benar-benar membuat orang tidak punya standar dan saling berkompetisi. Di negara yang waras, yang bisa melakukan penanganan pandemi, testing itu gratis. Amerika yang kapitalis, testing gratis dan dilakukan oleh negara yang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com