Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Struktur dan Kaidah Kebahasaan Drama

Kompas.com - 18/11/2020, 18:47 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

4. Prolog

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prolog adalah adegan singkat atau pidato yang disampaikan pada awal pertunjukan. Prolog menjadi pengantar sebelum memasuki bagian cerita dalam drama.

Gamabaran umum yang disampaikan dapat berupa latar belakang diadakannya pementasan, sinopsis drama, atau sekedar pancingan kepada penonton untuk menyambut pementasan.

5. Epilog

Epilog merupakan bagian akhir dalam drama. Bagian ini berfungsi menyampaikan inti dari cerita atau menafsirkan amanat dari drama.

Epilog dapat berupa adegan terakhir dari cerita atau penutup dari orang yang menyampaikan prolog di awal. Epilog juga dapat berupa pidato singkat kesimpulan dari drama yang dipentaskan.

Baca juga: Drama: Pengertian, Jenis dan Unsurnya

Kaidah kebahasaan drama

Struktur dalam drama berkaitan dengan kaidah kebahasaan. Seperti yang biasa terlihat dalam dialog atau monolog, drama menggunakan tanda petik untuk menunjukkan percakapan.

Selain itu, narasi dalam drama dilengkapi dengan bagian di luar dialog yang mejelaskan mengenai latar tempat, waktu, atau suasana.

Pada dasarnya drama terdiri dari runtutan percakapan, maka bahasa sehari-hari sering dipakai dalam drama. Drama tidak terlalu memperhatikan kaidah kebahasaan yang baku seperti prosa, atau memiliki lapis makna seperti puisi. Berikut kaidah kebahasaan dalam drama:

  • Menggunakan kata yang menggambarkan urutan waktu atau konjungsi kronologis. Contonya suatu siang, besok, hari ini, kemarin, lusa, sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, atau kemudian.
  • Menggunakan kata kerja yang menyiratkan terjadinya peristiwa. Contohnya mengatakan, menyuruh, menghianati, menyingkirkan, memaksa, menghadap, beristirahat atau membunuh.
  • Menggunakan kata kerja yang mengandung apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contohnya memikirkan, merasakan, menginginkan, mengharapkan, mengecewakan, mendambakan, mengalami, mencintai, atau membenci.
  • Menggunakan kata-kata sifat atau descriptive language yang bertujuan untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Contohnya sepi, ramai, bersih, baik, gagah, kuat, panas, sempit, kotor, atau terang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com