Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Para Jenderal Dibunuh PKI?

Kompas.com - 29/09/2020, 23:15 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

Daftar nama-nama tokoh yang rencananya menjadi sasaran G30S adalah:

  1. Jenderal TNI AH Nasution
  2. Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani
  3. Mayor Jenderal Raden Soeprapto
  4. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
  5. Mayor Jenderal Siswondo Parman
  6. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
  7. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo
  8. Wakil Presiden Mohammad Hatta
  9. Wakil Perdana Menteri III Chairul Saleh
  10. Jenderal Soekendro

Tetapi Ketua Central Committee (CC) PKI, DN Aidit mencoret tiga nama terakhir.

Baca juga: Ade Irma Suryani, Putri Jenderal AH Nasution yang Jadi Korban G30S

Apa yang menyebabkan mereka menculik para jenderal?

Peristiwa G30S dipicu dari kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Sukarno.

Mengutip Jenderal TNI anumerta Basoeki Rachmat dan Supersemar (2008) karya Dasman Djamaluddin, sebelumnya PKI telah melancarkan isu bahwa Dewan Jenderal akan merebut kekuasaan dari Presiden Soekarno dengan memanfaatkan pengerahan pasukan dari daerah yang didatangkan ke Jakarta dalam rangka peringatan HUT ABRI pada 5 Oktober 1965.

Menurut sumber tersebut, isu Dewan Jenderal yang akan melakukan kegiatan politik, melakukan kup (kudeta) terhadap negara dan bangsa tidak benar.

Yang ada hanyalah Wanjakti (Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi Angkatan Darat). Tugasnya adalah membahas kenaikan pangkat dan jabatan dari kolonel ke brigjen dan dari brigjen ke mayjen dan seterusnya.

Apakah mereka berniat menghabisi para jenderal?

Dalam buku Mengapa G30S/PKI Gagal?: Suatu Analisis (2004) karya Samsudin, Latief mengaku jenderal-jenderal itu dibunuh atas perintah Syam. Syam duduk dalam pimpinan intel Cakrabirawa.

Sebenarnya dalam perundingan tidak ada rencana untuk membunuh para jenderal. Pada awalnya, niat mereka untuk membawa para jenderal menghadap kepada Presiden/Pangti Soekarno di Istana.

Baca juga: Mengapa Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh PKI?

Pelaksanaannya oleh resimen "Cakrabirawa" yang dikomandoi Letkol Untung. Dalam G30S, Fakta atau Rekayasa? (2013) karya Julius Pour, Untung membagi eksekutor ke dalam tiga satuan tugas.

Satgas Pasopati pimpinan Letnan I (Inf) Abdul Arief dari Resimen Tjakrabirawa bertugas menangkap tujuh jenderal yang jadi sasaran.

Satgas Bimasakti dipimpin Kapten (Inf) Soeradi Prawirohardjo dari Batalyon 530/Brawijaya, bertugas mengamakan Ibu Kota dan menguasai kantor Pusat Telekomunikasi dan Studio RRI Pusat.

Terakhir, satgas Pringgodani di bawah kendali Mayor (Udara) Soejono, bertugas menjaga basis dan wilayah di sekeliling Lubang Buaya, yang rencananya akan jadi lokasi penyanderaan para jenderal.

Julius Pour mencatat dalam buku G30S, Fakta atau Rekayasa? (2013), operasi penculikan di bawah Untung direncanakan secara serampangan.

Banyak yang akan dilibatkan, tak jadi datang. Jumlah pasukan kurang dari 100 personel, jauh dari yang diharapkan mampu memantik revolusi.

Yang berikutnya terjadi persis yang dikhawatirkan Untung. Penculikan berubah jadi serangan berdarah.

Baca juga: Latar Belakang Pemberontakan PKI di Madiun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com