Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peninggalan Sejarah Kerajaan Cirebon

Kompas.com - 25/09/2020, 18:07 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati.

Kerajaan Islam ini pernah berkuasa di Jawa Barat sejak abad ke-16. Kehebatannya ditunjukkan lewat berbagai peninggalan sejarah.

Keraton Kasepuhan

Dilansir dari Kesultanan Islam di Nusantara (2010), Kerajaan Cirebon mengalami kemunduran di abad ke-17 karena adanya perpecahan.

Di tahun 1677, Panembahan Girilaya membagi kerajaan kepada ketiga putranya yakni:

  • Pangeran Martawijaya atau Sultan Keraton Kasepuhan
  • Pangeran Kartawijaya atau Sultan Kanoman
  • Pangeran Wangsakerta atau Panembahan Cirebon

Baca juga: Sejarah Singkat Kerajaan Cirebon

Keraton Kanoman

Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat.KOMPAS/WINDORO ADI Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat.

Keraton Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I pada sekitar tahun 1678 M.

Di keraton Kanoman, banyak barang peninggalan seperti dua kereta yakni Paksi Naga Liman dan Jempana.

Keraton Kacirebon

Keraton Kacirebonan Keraton Kacirebonan

Keraton Kacirebonan dibangun pada 1800 M. Sama seperti dua keraton lainnya, Keraton Kacirebonan masih dihuni oleh para keturunan Sultan.

Keraton juga masih melaksanakan upacara adat seperti Upacara Pajang Jimat dan sebagainya.

Masjid Agung Sang Cipta Rasadisparbud.jabarprov.go.id Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Masjid Agung Cirebon

Masjid Agung Cirebon juga dikenal dengan nama Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan Masjid Agung Kasepuhan. Lokasinya di dalam kompleks Keraton Kasepuhan.

Dikutip dari situs Kemdikbud, masjid ini dibangun pada tahun 1498 oleh para Wali Songo atas prakarsa Sunan Gunung Jati.

Pembangunannya dipimpin oleh Sunan Kalijaga dengan arsitek Raden Sepat dari Majapahi) bersama dengan 200 orang pembantunya dari Kesultanan Demak.

Masjid ini dinamai Sang Cipta Rasa karena merupakan pengejawantahan dari rasa dan kepercayaan.

Menurut cerita rakyat, masjid ini dibangun dalam tempo satu malam. Keesokan harinya, masjid langsung digunakan untuk shalat Subuh.

Baca juga: Sunan Gunung Jati, Menyebarkan Islam di Tanah Pasundan

Makam Sunan Gunung Jati

Warga berziarah di kompleks Makam Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (12/7/2015). Selain sarat nilai sejarah, makam tersebut menjadi salah satu destinasi wisata religi umat muslim di Cirebon.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Warga berziarah di kompleks Makam Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (12/7/2015). Selain sarat nilai sejarah, makam tersebut menjadi salah satu destinasi wisata religi umat muslim di Cirebon.

Selama ini sering ada perbedaan pendapat mengenai sosok Sunan Gunung Jati. Ada yang menyebut nama aslinya Syarif Hidayatullah, dan ada yang menyebut Nurullah yang lahir di Pasai.

Beberapa buku pelajaran juga menulis Sunan Gunung Jati yang merupakan pendiri Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten, dikenal juga dengan nama Fatahillah.

Versi lain mengatakan Sunan Gunung Jati adalah orang yang berbeda dari Fatahillah. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua makam berbeda.

Keduanya dimakamkan berdampingan di kompleks pemakaman Astana, Cirebon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com