Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Resesi Ekonomi

Kompas.com - 04/08/2020, 13:02 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Terjadinya resesi ekonomi sering kali diindikasikan dengan menurunnya atau meningkatnya harga-harga komoditas dalam negeri.

Jika tidak segera diatasi, resesi akan berlangsung dalam jangka waktu lama sehingga menjadi depresi ekonomi.

Dalam buku Mewaspadai Terulangnya Krisis Ekonomi dan Upaya Pencegahannya (2020) Eri Hariyanto, jika ekonomi suatu negara sudah sampai pada tahap resesi, maka pemulihan ekonomi akan lebih sulit dilakukan dan berujung pada terjadiya krisis ekonomi.

Ada beberapa indikator penyebab resesi ekonomi pada suatu negara, di antaranya:

  • Ketidakseimbangan produksi dan konsumsi

Keseimbangan di antara produksi dan konsumi menjadi dasar pertumbuhan ekonomi. Di saat produksi dan konsumsi tidak seimbang, maka terjadi masalah dalam siklus ekonomi.

Baca juga: Apa itu Resesi Ekonomi?

Apabila tingginya produksi tidak diikuti dengan tingginya konsumsi, berakibat pada penumpukan stok persediaan barang.

Sebaliknya, jika produksi rendah sedangkan konsumi tinggi maka kebutuhan dalam begeri tidak mencukupi dan negara melakukan impor. Hal tersebut berakibat penurunan laba perusahaan yang berpengaruh pada lemahnya pasar modal.

  • Perlambatan pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dalam skala global, digunakan sebagai ukuran untuk menentukan baik buruknya kondisi ekonomi suatu negara.

Jika pertumbuhan ekonomi negara mengalami kenaikan secara signifikan, artinya negara tersebut dalam kondisi ekonomi yang kuat.

Demikian sebaliknya, pertumbuhan ekonomi menggunakan acuan produk domestik bruto yang merupakan hasil penjumlahan dari konsumsi, pengeluaran pemerintah, investasi dan ekspor yang dikurangi impor.

Baca juga: Upaya Pengendalian Inflasi dan Kebijakan di Indonesia

Jika produk domestik bruto mengalami penurunan dari tahun ke tahun, dapat dipastikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan mengalami kelesuan atau resesi.

Di satu sisi, inflasi memang diperlukan untuk mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Namun, inflasi yang terlalu tinggi justru mempersulit kondisi ekonomi.

Hal tersebut karena harga-harga komoditas melonjak sehingga tidak bisa dijangkau semua kalangan masyarakat, terutama kelas ekonomi menengah ke bawah.

Kondisi ekonomi akan semakin parah bila inflasi tidak diikuti dengan daya beli masyarakat yang tinggi. Tidak hanya inflasi yang menjadi penyebab inflasi, melainkan juga deflasi.

Harga-harga komoditas yang menurun drastis (deflasi) bisa memengaruhi tingkat pendapatan dan laba perusahaan yang rendah. Akibatnya, biaya produksi tidak tertutup sehingga volume produksi rendah.

Baca juga: Dampak Inflasi Terhadap Negara

  • Ilustrasi pengangguranshutterstock.com Ilustrasi pengangguran
    Tingkat pengangguran tinggi

Tenaga kerja menjadi salah satu faktor produksi yang memiliki peran penting dalam menggerakkan roda perekonomian.

Jika suatu negara tidak mampu menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal, maka tingkat pengangguran di negara tersebut akan tinggi. Risikonya, daya beli rendah akan memicu tindak kriminal untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

  • Hilangnya kepercayaan investasi

Untuk menjalankan roda perekonomian dan mengembangkannya, otoritas setiap negara dituntut mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif baik dari segi keamanan maupun proyek-proyek strategis.

Tujuannya, agar dapat menarik minat investor untuk berinvestasi. Namun, bila pertumbuhan ekonomi turun maka memicu hilangnya kepercayaan untuk berinvestasi.

Hilangnya kepercayaan dalam berinvestasu mengakibatkan pertumbuhan ekonomi semakin lambat. Bisnis lesu, sehingga banyak produsen yang mengurangi volume produksi.

Baca juga: Pengertian Inflasi: Indikator, dan Pengelompokan

Sekuat apapun perekonomian suatu negara, bisa jadi memiliki titik lemah. Ketika titik lemah tersebut terhantam, maka mau tidak mau negara tersebut akan mengalami kelesuan dan kemerosotan yang disebut dengan resesi ekonomi.

Penting bagi setiap negara memantau laju pertumbuhan ekonominya per kuartal, agar dapat segera diambil kebijakan ekonomi yang mampu mengantisipasi atau mengatasi jika ditemukan adanya masalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com