Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuan Pokok Gerakan Reformasi 1998

Kompas.com - Diperbarui 19/04/2022, 18:53 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan negara di Asia Tenggara pada 1997 memunculkan gerakan reformasi.

Karena terjadinya krisis ekonomi berdampak pada Harga bahan-bahan pokok naik dan keberadaannya langka.

Pekerjaan sulit didapat, pengangguran bertambah, angka putus sekolah dan kemiskinan meningkat drastis, atau terjadinya ketimpangan sosial.

Bahkan melahirkan praktek kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).

Gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa mencuat pada 1998.

Bahkan gerakan reformasi tersebut sebagai puncak ketidakpuasan dan kekecewaan mahasiswa dan masyarakat terhadap pemerintah yang tidak bisa mengatasi krisis yang terjadi.

Gerakan reformasi menjadi menumental karena telah mampu meruntuhkan rezim Order Baru kepemimpinan Suharto yang sudah berkuasa selama 32 tahun sejak 1966 lalu.

Maksud dan tujuan diadakannya reformasi adalah memperbaharui tatanan berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Penyebab Runtuhnya Kekuasan Orde Baru

Tujuan gerakan reformasi

Dilansir situs Provinsi DKI Jakarta, awalnya gerakan reformasi menuntut turunnya harga- harga kebutuhan pokok yang membumbung tinggi sejak Juli 1997.

Kemudian menuntut kepada MPR untuk tidak mencalonkan Suharto sebagai presiden untuk periode ke tujuh. Karena sebagian besar mahasiswa dan masyarakat merasa khawatir.

Sehingga tuntutan menjadi lebih luas dan mencakup kritik terhadap pemerintah yang fokusnya adalah reformasi politik dan ekonomi.

Jajak pendapat tentang pengusulan Suharto kembali sebagi presiden oleh MPR yang diadakan oleh Universitas Gajah Mada (UGM) pada Februari 1998.

Hasilnya menunjukkan 90 persen mahasiswa menolak pencalonan tersebut. Ketika isu tersebut telah dipublikasikan, MPR tidak menanggapi usulan itu.

Tetapi MPR tetap mencalonkan Suharto sebagai presiden dan B.J Habibie sebagai wakil presiden. Keduanya pun terpilih kembali menjadi presiden dan wakil presiden.

Krisis ekonomi terjadi sudah menggoyahkan rezim Presiden Soeharto yang memang legitimasi politiknya sudah semakin melemah.

Baca juga: Penyebab Terjadinya Gerakan Reformasi

Menjelang berakhirnya kekuasaan Suharto, para pejabat banyak melakukan perjanjian simbolik dan beberapa langkah kebijakan ekonomi.

Itu dilakukan dengan tujuan untuk mencoba mengatasi keadaaan dan mempertahankan kekuasaan (buying time).

Dikutip National Geographic, gerakan reformasi merupakan penyebab utama yang menjatuhkan Suharto dari kekuasaan.

Sejak Suharto menyatakan bersedia untuk dipilih kembali sebagai presiden pada 1997 aksi demontrasi mulai terjadi.

Situasi politik pada 1997 dan serangkaian peristiwa hilangnya aktivis demontrasi menjadi perlawanan dan protes terhadap pemerintah.

Peristiwa Trisakti 

Aksi mahasiswa semula dilakukan di dalam kampus. Namun pada Maret 1998 aksi mahasiswa dilakukan di luar kampus.

Mahasiswa semakin berani menggelar demontrasi setelah Suharto terpilih kembali sebagai presiden dalam Sidang Umum MPR pada 10 Maret 1998.

Baca juga: Peristiwa Penting Era Reformasi

Jika awalnya menuntut perbaikan ekonomi, setelah Suharto terpili kembali tuntutan berubah menjadi pergantian kepemimpinan nasional.

Pada 13-15 Mei 1998 terjadi peristiwa sebagai puncak ketidakpuasaan dan kekecewaan terhadap pemerintah dengan pecahnya kerusuhan, utamanya di Jakarta.

Kemudian adanya tindakan yang tidak berperikemanusiaan yang dilakukan kelompok kepentingan tertentu.

Dalam buku Sejarah Pergerakan Nasional (2015) karya Fajriudin Muttaqin, pada Mei 1998, Suharto menyatakan sudah tidah mampu lagi mendengar aspirasi rakyat.

Suharto juga tetap tidak berpaling dari ketetapan yang menyatakan akan reformasi setelah 2003.

Mahasiswa semakin marah dan bermunculan diberbagai kota di Indonesia. Bahkan semakin membara.

Pada 12 Mei, terjadi penembakan terhadap mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta. Selain itu banyak korban berjatuhan.

Peristiwa itu, para mahasiswa dari berbagai daerah mendatangi Gedung DPR/MPR. Mereka menuntut untuk kemunduran Suharto.

Baca juga: Demokrasi Indonesia Periode Reformasi (1998-sekarang)

Adanya kerusuhan dan tertembaknya empat mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 menuntut mundurnya Suharto sebagai presiden menjadi gerakan nasional.

Suharto mundur

Pada 21 Mei 1998 pukul 09.05 WIB, Suharto berpidato mengundurkan sebagai presiden. Selanjutnya B.J Habibie yang menjadat wakil presiden diangkat menjadi presiden.

Mundurnya Suharto menandai berakhirnya razim Orde Baru dan muncul era reformasi.

Mundurnya Suharto membuat para mahasiswa bersorak ria dan gembira. Kemenangan reformasi pun telah terwujud.

Namun para mahasiswa tetap menuntut perbaikan di segala bidang.

Terutama melakukan reformasi politik, dan hukum, serta melenyapkan praktek-praktek KKN.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com