KOMPAS.com - Gerakan reformasi terjadi atas tuntutan rakyat kepada pemerintah. Secara umum latar belakang munculnya reformasi karena penyelewengan dan perlakuan tidak adil pada era Orde Baru.
Ketidakadilan tersebut terjadi di berbagai bidang, yaitu politik, hukum, dan ekonomi. Di mana semua bidang terjadi korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Sehingga pemerintah masa Orde Baru dinilai tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Kekecewaan tersebut kemudian mendorong gerakan reformasi. Dalam jurnal Berakhirnya Pemerintahan Presiden Soeharto Tahun 1998 (2014) karya Lilik Eka Aprilia dkk, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya gerakan reformasi, sebagai berikut:
Di mana setiap pelakaanaan Pemilu, partai Golongan Karya selalu mendominasi pemenangan. Hal tesebut karena semua elemen pemerintahan (pegawai negeri) diharuskan memilih Golkar atau Golongan Karya.
Baca juga: Peristiwa Penting Era Orde Baru
Pemerintahan Orde Baru selalu memfokuskan pembangunan di Pulau Jawa. Sementara daerah lainnya kurang diperhatikan.
Pembangunan tersebut hanya dinikmati oleh sebagian kecil dari maayarakat. Beberapa daerah luar jawa tetap miskin walaupun menyumbang devisa lebih besar untuk negara.
Misalnya, Kalimantan Timur, Riau, dan Papua memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi negara.
Krisis ekonomi di Indonesia terjadi pada 1997 yang cukup besar dan dipicu dari krisis keuangan.
Hal tersebut dimulai ketika nilai tukar bath (mata uang Thailand) terhadap dolar Amerika.
Penurunan nilai kurs menyebabkan nilai utang luar negeri Indonesia yang sebelumnya sudah jatuh tempo menjadi membengkak.
Jatuhnya nilai kurs baht selanjutnya menular di seluruh kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Baca juga: Mati Sejak Orde Baru, Rel Cibatu-Garut Kini Bisa Dilintasi Kereta Api
Hal ini dilakukan untuk menjaga status quo pemerintah. Sehingga seluruh unsur masyarakat dan bangsa sangat tergantung kepada negara.