Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Sigofi Ngolo, Tradisi Membersihkan Laut di Teluk Jailolo

Kompas.com - 26/04/2020, 12:45 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Upacara adat Sigofi Ngolo merupakan tradisi membersihkan laut yang diadakan di Teluk Jailolo yang berada Desa Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.

Ritual Sigofi Ngolo tidak hanya membersihkan laut dari kotoran sampah, tapi juga membersihkan kotoran batiniah atau segala niatan buruk yang semayam pada diri manusia. 

Selain itu juga meminya izin alam untuk melakukan perayaan dengan niat tulus.

Upacara tersebut merupakan ritual sebagai penanda dibukannya Festival Teluk Jailolo yang rutin digelar setiap tahunnya.

Di mana iring-iringan kapal dengan hiasan ramai akan bergerak sejak pagi dari Teluk Jailolo menuju Pulau Babua yang dianggap keramat.

Pulau Babua adalah sebuah pulau yang dikeramatkan oleh masyarakat Jailolo.

Selain sebagai obyek wisata, Pulau Babua juga terdapat karamat atau jere (makam leluhur).

Saat Ritual Sigofi Ngolo digelar, perahu harus mengitari pulau ini sebanyak tujuh kali. Saat mengitari ada ritual-ritual yang harus dijalankan.

Baca juga: Lalitavistara: Kisah Kelahiran Sang Budha

Ritual unik

Ritual Sigofi Ngolo yang diadakan oleh Kasultanan Jailolo ini berlangsung sangat unik.

Di mana perahu-perahu nelayan didekorasi menggunakan bendera Merah Putih dan bendera-bendera lainnya.

Sebelum perahu-perahu tersebut dipakai untuk ritual akan di doakan terlebih dahulu. Ritual tersebut dihadiri tokoh adat, tokoh masyarakat setempat.

Kemudian mereka mengelilingi perairan dengan menggunakan perahu sambil menaburkan bunga rampai sebagai sesajinya.

Saat mengelilingi perairan dengan perahu diiringi oleh tarian Soya-Soya. Tarian Soya-Soya merupakan tarian khas Maluku Utara, Soya-sora memiliki arti pantang menyerah dan punya makna sebagai tarian penjemputan.

Tarian Soya-Soyaa termasuk dalam kategori tarian perang yang pada awal terciptanya ditarikan oleh 18 orang atau lebih.

Gerakan tari tersebut sangat lincah dan dinamis, beberapa gerakannya seperti kuda-kuda menyerang, menghindar dan menangkis.

Baca juga: Noken, Tas Tradisional khas Papua yang diakui UNESCO

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com