Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Perjanjian Linggarjati

Kompas.com - 28/02/2020, 19:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

Pada tahun 1950-an, ia mendidirikan International Training Center untuk fotogrametri di Delft.

Sebagai insinyur sipil yang aktif secara internasional dan fotogrameter, ia memperbaharui pencitraan untuk Papua.

Schermerhorn sudah lama menjadi profesor di Universitas Teknik Delft dan pada tahun 1940 sebagai ketua International Society of Photogrammetry.

Baca juga: Perjanjian Renville: Latar Belakang, Isi, dan Kerugian bagi Indonesia

Max Van Poll

Van Poll lahir di Roosendaal pada 24 Februari 1881. Dia adalah seorang jurnalis dan politisi Belanda.

Van Poll memulai karirnya sebagai pegawai negeri sipil di kotamadya Teteringen, tetapi menjadikan dirinya sebagai koresponden dan editor untuk berbagai surat kabar daerah.

Dari tahun 1911 hingga 1917 ia adalah pemimpin redaksi De Gelderlander dan dari 1917 hingga 1919 dari Nieuwe Haarlemsche Courant.

Pada tahun 1929 ia datang ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk RKSP, menjadi spesialis untuk urusan kolonial dan khususnya yang berkaitan dengan Hindia Belanda.

Setelah Perang Dunia II, ia adalah anggota Komisi Umum untuk Hindia Belanda, dewan penasihat tiga yang membantu Gubernur Jenderal Van Mook dalam negosiasi dengan Sukarno tentang masa depan Republik Indonesia melalui Perjanjian Linggarjati.

HJ Van Mook

Hubertus Johannes Van Mook atau HJ Van Mook lahir di Semarang 1894.

Ayahnya bernama Matheus Adrianus Antonius Van Mook meninggalkan Belanda setelah menikahi Cornelis Rensia Bouwman pada 1893.

Baca juga: Perjanjian Senjata Nuklir: Isi, Pelanggaran, dan Posisi Indonesia

Di Indonesia, ayahnya merupakan pemilik Sekolah Rakyat di Surabaya sekaligus sebagai pengajar.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar HBS di Surabaya, van Mook pindah ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan tinggi teknik di Delft.

Tahun 1914 sempat masuk dinas ketentaraan sukarela dan melanjutkan studi tentang Indonesia di Universitas Leiden pada tahun 1916 dan lulus tahun 1918.

Setelah itu, ia kembali ke Hindia Belanda dan ditugaskan menjadi inspektur mengurusi distribusi pangan di Semarang. Tahun 1921 menjadi penasihat urusan pertanahan di Yogyakarta. Tahun 1927 menjadi asisten residen urusan kepolisian di Batavia. Dalam tahun 1930-an dia menjadi ketua departemen urusan ekonomi.

Perwakilan Inggris

Perjanjian Linggarjati juga didatangi oleh perwakilan Inggris sebagai penanggung jawab atau mediator, diwakili oleh Lord Killearn.

Miles Wedderburn Lampson Killearn atau Lord Killearn, adalah seorang duplomat berkebangsaan Inggris. Lahir 24 Agustus tahun 1880 di Skotlandia.

Baca juga: Sejarah Pramuka Indonesia, Organisasi Kepanduan sejak Era Belanda

Dirinya masuk ke Kementerian Luar Negeri Inggris sejak 1903. Killearn bertugas sebagai Komisaris Tinggio untuk Siberia, Mesir, Sudan, dan duta besar di China.

Pada tahun 1946, dia diangkat sebagai komisaris khusus untuk Asia Tenggara. Dalam kedudukan tersebut dia banyak terlibat dalam pertikaian antara Belanda – Indonesia.

Berkat perantaraannya, dua negara tersebut berhasil mencapai gencatan senjata yang kemudian terbentuk perjanjian Linggarjati (1946 sampai 1948).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com