Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsekuensi Masyarakat Multikultural

Kompas.com - 18/02/2020, 09:00 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

Sumber Kemdikbud

Saat konflik dengan bangsa luar, etnosentrisme dapat menjadi kekuatan untuk saling dukung satu sama lain.

Prasangka dan stereotip

Prasangka adalah cara pandang atau perilaku seseorang terhadap orang lain secara negatif. Prasangka sangat potensial menimbulkan kesalahpahaman.

Prasangka berangkat dari pandangan negatif dengan pemisahan tegas antara perasaan kelompok sendiri (in-group) dan perasaan kelompok lain (out-group).

Prasangka terkait erat dengan stereotip. Abu Ahmadi dalam Psikologi Sosial (1990) menyatakan, stereotip adalah gambaran atau angan-angan terhadap individu atau kelompok yang terkena prasangka.

Stereotip berkaitan dengan konstruksi imej yang telah ada dan terbentuk secara turun temurun menurut sugesti. Stereotip tidak hanya mengacu pada image negatif tapi juga positif.

Kelompok minoritas dan mayoritas

Suatu kelompok disebut minoritas bila jumlah anggota kelompok secara signifikan jauh lebih kecil daripada kelompok lain dalam komunitas. Dari sudut pandang ilmu sosial, pengertian minoritas tidak selalu terkait jumlah anggota.

Suatu kelompok dianggap minoritas bila anggota-anggotanya memiliki kekuasaan, kontrol dan pengaruh yang lemah terhadap kehidupannya sendiri dibanding anggota-anggota kelompok dominan.

Bisa jadi, kelompok berjumlah anggota mayoritas disebut minoritas karena kekuasaan, kontrol dan pengaruhnya lebih kecil daripada kelompok yang jumlah anggotanya lebih sedikit.

Baca juga: Wujud Keragaman Masyarakat Kultural Indonesia

Konflik SARA

Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) adalah istilah untuk menyebut kenyataan masyarakat Indonesia yang masih menggunakan latar belakang etnik, rasial dan agama untuk mencapai tujuan.

SARA adalah format untuk mendefinisikan konflik horisontal di Indonesia. Contoh di Ambon, Sambas, Poso dan daerah-daerah lain.

Terkait kesukubangsaan dan ras, agama sering menjadi sumber penyebab terjadinya konflik sosial di Indonesia.

Disintegrasi bangsa

Bangsa Indonesia menghadapi tantangan besar terkait masalah etnisitas. Jika tidak berhasil menghadapi dan menaklukkan tantangan itu, akibat fatalnya adalah disintegrasi bangsa.

Tetapi bila warganya memiliki kesepakatan dan komitmen bahwa negara kesatuan adalah final, maka proses menjadi negara kesatuan makin eksis dan mengedepankan keBhinnekaTunggalIka-nya.

Senjata ampuh untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa yang plural dan multikultur adalah memegang teguh semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam segala aspek kehidupan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com