Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puisi: Arti dan Jenisnya

Kompas.com - 16/01/2020, 12:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

1. Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang diciptkan pada masa lalu dan terikat oleh aturan-aturan. Aturan yang dimaksud adalah jumlah baris dalam bait, jumlah kata dalam baris, dan jumlah suku kata mauun rima.

Dalam puisi lama terbagi dalam beberapa jenis juga, yakni:

  1. Pantun, adalah puisi yang terdiri dari empat lari dengan rima akhir ab-ab. Pantun bisa dibedakan berdasarkan jenis, seperti pantun lucu, pantun anak, dan sebagaianya.
  2. Mantra, adalah ucapan-ucapan yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan magic. Biasanya dipakai dalam acara tertentu.
  3. Karmina, merupakan jenis pantun pendek yang terdiri dari dua baris. Karena pendek, karmina sering disebut pantun kilat.
  4. Seloka, merupakan pantun berkait yang berasal dari Melayu klasik dan berisi pepatah.
  5. Gurindam, adalah puisi yang terdiri dari dua baik, yang mana tiap bait terdiri dua baris kalimat dengan rima yang sama.
  6. Syiar, adalah puisi yang tersusun atas empat baris dengan bunyi akhiran yang serupa. Biasanya syair menceritakan sebuah kisah dan di dalamnya terkandung amanat.
  7. Talibun, merupakan pantun yang lebih dari empat baris dan memiliki irama abc-abc.

2. Puisi Baru

Baca juga: Ingin Baca Puisi di Depan Presiden, Penyair Ini Jalan Kaki dari Semarang ke Jakarta

Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat aturan. Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Dalam puisi lama juga digolongkan menjadi delapan, yakni:

  1. Ode, adalah puisi lirik bisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema serius.
  2. Balada, adalah sajak sederhana yangmengisahkan tentang cerita rakyat yang mengharukan.
  3. Himne, adalah sejenis nyanyian pujaan yang ditujukan untuk Tuhan, atau Dewa, atau sesuatu yang dianggap penting dan sakral.
  4. Epigram, adalah puisi yang berisi tentang ajaran dan tuntunan hidup.
  5. Romansa, adalah puisi cerita yang berisi tentang kisah-kisah cinta kasih.
  6. Elegi, adalah puisi yang berisi tentang ratap tangis atau kesedihan.
  7. Satire, adalah puisi tentang sindiran atau kritik kepada penguasan.
  8. Distikon, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari dua baris.
  9. Terzina, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari tiga baris.
  10. Kuatren, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari empat baris.
  11. Kuint, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari lima baris.
  12. Sekstet, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari enam baris.
  13. Septima, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari tujuh baris.
  14. Oktaf/ Stanza, adalah puisi yang masing-masing bait terdiri dari delapan baris.
  15. Soneta, adalah puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi dua, di mana dua bait pertama masing-masing 4 baris, dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.

3. Puisi Kontemporer

Baca juga: Gurindam 12, Puisi Melayu Tentang Kehidupan yang Lahir di Pulau Penyengat

Puisi kontemporer merupakan salah satu jenis puisi yang keberadaannya muncul pada era setelah tahun 2000. Menurut KBBI, bermakna masa kini sesuai dengan keadaan zaman.

Dalam puisi kontempores dibagi tiga, yakni:

  1. Mantra, adalah puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra.
  2. Mbeling, adalah puisi yang sudah tidak mengikuti aturan umum dan ketentuan dalam puisi.
  3. Konkret, adalah puisi yang mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com