Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Asia Timur Raya: Latar Belakang dan Posisi Jepang

Kompas.com - 15/01/2020, 09:19 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia secara tak langsung terlibat Perang Dunia II. Perang Dunia II yang berlangsung pada 1939 hingga 1945 terjadi di tiga titik yakni Eropa, Afrika Utara, dan Asia Pasifik.

Di kawasan Asia Pasifik, perang dimulai ketika Jepang menyerang Pearl Harbour, pangakalan militer Amerika Serikat di Hawai.

Lalu, bagaimana Indonesia bisa terlibat perang itu? Sebelum sampai ke sana, mari simak dulu latar belakang dan pemicu Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya yang dikobarkan Jepang.

Ambisi imperialisme Jepang

Dikutip dari Masa Pendudukan Jepang (2018), sebelum abad ke-18, Jepang adalah negara yang terbelakang.

Baca juga: Sistem Pemerintahan Militer Jepang di Indonesia

Jepang hanya mampu mengekor tetangganya, China dalam berbagai hal. Namun ini semua berubah ketika Amerika datang ke Jepang memaksa Jepang membuka pelabuhannya.

Bangsa Jepang menyadari ketertinggalan mereka jika dibanding dengan negara-negara barat. Mereka pun melakukan revolusi besar-besaran dengan belajar ke barat.

Revolusi ini dikenal dengan Restorasi Meiji yang dimulai pada 1868. Hasilnya, Jepang semakin kuat dan modern.

Bersamaan dengan ilmu dan teknologi, Jepang juga membawa ajaran imperialisme dari barat.

Imperialisme adalah upaya mendominasi dan memperkuat negara dengan menjajah atau menguasai wilayah lain.

Baca juga: Organisasi Semimiliter di Era Pendudukan Jepang

Jepang membawa ideologi fasisme. Fasisme biasanya dicirikan dengan nasionalisme yang berlebihan (ultranasionalisme), mengutamakan kekuatan militer, dan otoriter.

Jepang pun menantang tetangganya, China, dalam Perang Sino Kedua. Jepang menginvasi Manchuria, China pada 19 September 1931.

Angkatan Udara Kerajaan Jepang membombardir Pearl Harbour, yang memicu perang di Pasifik pada Desember 1941. Banyak siswa Jepang dibuat tidak tahu apa-apa tentang kejahatan perang Jepang dalam Perang Dunia II.KARTONO RYADI Angkatan Udara Kerajaan Jepang membombardir Pearl Harbour, yang memicu perang di Pasifik pada Desember 1941. Banyak siswa Jepang dibuat tidak tahu apa-apa tentang kejahatan perang Jepang dalam Perang Dunia II.
Ekspansi Jepang

Namun Perang Asia Timur Raya secara resmi dimulai pada 8 Desember 1941, ketika Jepang mengebom Pearl Harbour, pangkalan militer AS di Hawai, Samudra Pasifik.

Kemenangan Jepang di Pearl Harbour dan tempat lainnya mendorong Jepang melebarkan sayapnya ke Asia Tenggara. Jepang ingin mengalahkan AS dan sekutu-sekutunya yakni Inggris, Belanda, dan Australia.

Baca juga: MIAI dan Masyumi, Cara Jepang Galang Dukungan Umat Islam

Negara-negara di Asia Tenggara saat itu dikoloni oleh bangsa Eropa. Inggris menguasai Birma (Myanmar), Malaya (Malaysia), dan Borneo (Kalimantan).

Perancis menguasai Indochina (Kamboja, Laos, dan Vietnam). Spanyol menguasai Filipina (Spanish East Indies). Sementara Indonesia dikuasai Belanda (Hindia Belanda).

Tak cuma Pearl Harbour, pada 8 Desember 1941 Jerpang juga menyerang Filipina, Malaysia, Singapura, Hong Kong, hingga Thailand.

Masuknya Jepang ke Indonesia

Beberapa pekan setelahnya, barulah Jepang masuk ke Indonesia. Dikutip dari Pendudukan Jepang di Indonesia (2019), pada tanggal 11 Januari 1942 tentara Jepang mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur.

Baca juga: Gerakan Tiga A dan Propaganda Jepang

Jepang terus mengalahkan tentara Belanda di Kalimantan, Sumatera, hingga basisnya di Jawa.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda Starkenborgh Stachouwer dan Panglima Tentara Ter Poorte terpukul mundur hingga ke Jawa Barat.

Pada Pada 8 Maret 1942 keduanya menemui Letnan Jenderal Imamura di Kalijati, Subang, Jawa Barat untuk berunding.

Hasilnya adalah penyerahan Angkatan Perang Hindia Belanda kepada Jepang. Peralihan kekuasaan ini ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Kalijati antara Jenderal Ter Poorten dengan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura.

Dikutip dari Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan (2011), Jepang mengeksploitasi habis-habisan wilayah yang dikuasainya.

Baca juga: Kerja Rodi dan Romusha, Kerja Paksa Zaman Penjajahan

Kawasan yang dijajah dibangun pangkalan militer dan pertahanan. Rakyat dipaksa bekerja. Jika menolak, akan disiksa dengan kejam bahkan tak sedikit yang meninggal.

Foto handout ini diambil pada 6 Agustus 1945 oleh Angkatan Darat AS dan dirilis oleh Hiroshima Peace Memorial Museum, menunjukkan asap berbentuk jamur dari ledakan bom atom yang dijatuhkan dari B-29 Enola Gay di atas Kota Hiroshima. Pada 73 tahun lalu, Agustus 1945, AS menjatuhkan bom Little Boy di Kota Hiroshima, Jepang, sebagai tahap akhir PD II yang menewaskan lebih dari 120.000 orang. Setelah Hiroshima, Kota Nagasaki menjadi sasaran berikutnya.AFP PHOTO/HIROSHIMA PEACE MEMORI Foto handout ini diambil pada 6 Agustus 1945 oleh Angkatan Darat AS dan dirilis oleh Hiroshima Peace Memorial Museum, menunjukkan asap berbentuk jamur dari ledakan bom atom yang dijatuhkan dari B-29 Enola Gay di atas Kota Hiroshima. Pada 73 tahun lalu, Agustus 1945, AS menjatuhkan bom Little Boy di Kota Hiroshima, Jepang, sebagai tahap akhir PD II yang menewaskan lebih dari 120.000 orang. Setelah Hiroshima, Kota Nagasaki menjadi sasaran berikutnya.
Di Indonesia, para pekerja paksa ini tidak hanya bekerja di negaranya, namun juga dikirim ke pulau-pulau lain. Banyak warga Tanah Air yang dikirim ke Thailand dan Burma untuk berperang membela Jepang.

Di Tanah Air, banyak yang mati kelaparan. Sebagian besar hasil panen diambil pemerintah Jepang. Harta benda seperti perhiasaan dan hewan ternak pun diperas demi kemenangan perang Asia Timur Raya.

Jepang berdalih Perang Asia Timur Raya untuk membebaskan Asia dari kapitalisme dan imperialisme Barat. Namun sejatinya, Jepang juga mempraktikan imperialisme, bahkan lebih kejam dari Barat.

Perang Asia Timur Raya yang dilancarkan Jepang bertujuan untuk memimpin bangsa Asia menghadapi kekuatan bangsa Barat.

Baca juga: Putera, Organisasi Propaganda Jepang Pimpinan Empat Serangkai

Kekalahan Jepang

Kemenangan Jepang di Asia Pasifik tak bertahan lama. Jepang beberapa kali mengalami kekalahan.

Jepang kalah di Kepulauan Mariana hingga Filipina. Sejak 1943, posisi Jepang makin terdesak.

Blok Poros (Axis) yang terdiri dari Jerman, Jepang, dan Italia kalah dalam berbagai pertempuran melawan Blok Sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, dan China).

Hingga pada 1945, AS menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada 6-9 Agusus.

Menyusul serangan yang mematikan itu, Jepang pun mengumumkan kekalahannya pada 15 Agustus. Kabar kekalahan Jepang sampai ke para tokoh pergerakan nasional.

Baca juga: Terbentuknya PPKI dan Detik-detik Proklamasi

Kekalahan Jepang segera dimanfaatkan oleh golongan pemuda untuk merebut kemerdekaan. Maka pada 17 Agustus 1945, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com