Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Bintang? Asal dan Variasinya

Kompas.com - 09/01/2020, 06:00 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

Sumber NASA

Sebagian besar bintang terbentuk dalam kelompok-kelompok padat yang disebut gugus bintang (star clusters), yang darinya mayoritas dikeluarkan.

Variasi bintang

Meskipun terlihat seperti titik cahaya yang sama dari sudut pandang manusia di bumi, sebenarnya bintang-bintang berbeda satu sama lain dalam banyak hal.

Bintang-bintang bervariasi dalam hal sebagai berikut:

  1. Massa
  2. Ukuran
  3. Suhu
  4. Warna
  5. Luminositas
  6. Usia
  7. Jarak dari bumi
  8. Orbit

Baca juga: Misteri Bintang-bintang yang Hilang, Ahli Curigai Aktivitas Alien

Bintang-bintang juga berubah selama rentang hidupnya.

Massa bintang menentukan suhu dan luminositasnya serta bagaimana sebuah bintang akan hidup dan mati.

Bintang yang lebih masif adalah bintang yang semakin panas terbakar, semakin cepat menggunakan bahan bakarnya dan semakin pendek umurnya.

Bintang terpanas dan paling masif berwarna biru dan cerah. Sedangkan bintang yang paling dingin dan kurang masif berwarna merah dan redup.

Mengapa bintang penting?

Tanpa bintang, manusia tidak akan berada di bumi sama sekali. Pada awal alam semesta, satu-satunya unsur yang ada adalah hidrogen, helium dan sejumlah kecil lithium.

Bintang-bintang sangat penting untuk pembuatan dan persebaran unsur-unsur berat seperti karbon, nitrogen dan oksigen. Semua elemen lain yang ada terjadi secara alami, terbentuk selama kehidupan dan kematian bintang-bintang.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta, Bintang Utara yang Tak Pernah Tenggelam

Di akhir kehidupan bintang, sebagian materi dihembuskan ke luar angkasa, yang akan menyediakan gas dan debu untuk membentuk bintang-bintang baru, planet-planet dan semua yang ada di dalamnya termasuk tubuh manusia.

Umur, persebaran dan komposisi bintang-bintang di sebuah galaksi dapat digunakan untuk melacak sejarah, dinamika dan evolusi suatu galaksi. Karakteristik bintang-bintang sangat terkait dengan karakteristik sistem planet yang menyatu dengannya.

Ketika matahari lahir, gaya gravitasinya menahan gas dan debu di orbit, memungkinkan pembentukan bumi. Sekarang matahari memegang planet-planet dalam orbitnya, memanaskan permukaan bumi, mendorong iklim dinamis bumi dan memicu fotosintesis.

Baca juga: Bintang Neutron Termasif Ditemukan, 2 Kali Lipat Ukuran Matahari

Bagaimana bintang dipelajari?

Studi tentang kelahiran, kehidupan dan kematian bintang adalah pusat dari bidang astronomi. Manusia bisa melihat bintang dengan mata telanjang. Tetapi untuk mengamati bintang secara terperinci, manusia bergantung pada teknologi di darat dan di luar angkasa.

Teleskop berbasis darat (ground-based telescopes) memungkinkan para ilmuwan melihat cahaya yang tampak, gelombang radio dan cahaya inframerah.

Satelit yang mengorbit bumi, mengorbit matahari atau perjalanan melalui ruang angkasa memungkinkan para ilmuwan mengamati cahaya pada semua panjang gelombang,

Peralatan tersebut juga membuat pengamatan ilmuwan bebas dari efek kabur dan kabur akibat atmosfer bumi serta memungkinkan ilmuwan mengambil sampel angin matahari.

Di laboratorium, para ilmuwan melakukan percobaan untuk menyimpulkan sifat atom dan molekul bintang dan untuk menyelidiki cara kerja fusi nuklir bintang.

Akhirnya, para ilmuwan menggunakan permodelan teoritis dan simulasi komputer untuk menghitung sifat-sifat bintang, seperti kerapatan, tekanan, kecepatan atau komposisi yang berubah seiring waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com