Biasanya terbentuk pada malam hari dan memiliki nama lain kabut tanah. Ketika panas diserap oleh permukaan bumi, kemudian dipancarkan ke udara pada siang hari akan membentuk tetesan air. Kabut ini kemudian akan muncul dari tanah namun tidak bisa naik hingga langit.
Terbentuk ketika udara hangat dan lembab melewati permukaan yang dingin, proses tersebut dinamakan adveksi.
Ketika udara lembab dan hangat bersentukan dengan udara permukaan dingin, uap air mengembun untuk menciptakan kabut.
Baca juga: Ingin Menyaksikan Embun Pagi? Jelajahi Lembah Wajur di Flores Barat
Kabut adveksi sebagian besar muncul di tempat-tempat udara tropis bertemu air laut yang dingin, seperti Pantai Pasifik Amerika Serikat. Dari Washinton hingga California sering tertutup kabut asap.
Terbentuk di lembah gunung, biasanya selama musim dingin. Kabut lembah berkembang ketika gunung menahan udara keluar.
Pembekuan kabut terjadi ketika tetesan kabut cair membeku di permukaan padat. Puncak gunung yang tertutup awan sering mengalami kabut beku.
Ketika kabut beku muncul, maka semua permukaan yang ada di gunung akan diselimuti es. Kabut beku biasa terjadi di daerah dengan iklim dingin dan lembab, seperti Skandinavia atau Antartika.
Embun adalah uap air yang terbentuk sebagai hasil kondensasi.
Kondensasi merupakan proses yang dialami material saat berubah dari gas menjadi cair. Embun adalah hasil perubahan air dari uap menjadi cair.
Baca juga: Dieng Tak Melulu Embun Es, Yuk Nikmati Gunung Prau via Dworowati
Embun terbentuk ketika suhu turun dan beberapa benda menjadi dingin. Jika sebuah obyek cukup dingin, maka udara di sekitar obyek juga akan dingin.
Udara yang sangat dingin kurang mampu menahan uap air dibandingkan udara hangat. Sehingga uap air di udara sekitar obyek akan mendingin dan terjadi tetesan air kecil membentuk embun.
Temperatur terbentuknya embun disebut titik embun. Memiliki karakter yang bervariatif, tergantung pada lokasi, cuaca, dan waktu.
Lokasi yang lembab, seperti daerah tropis lebih mungkin mengalami embun daripada daerah kering. kelembaban akan menentukan jumlah air di udara.
Baca juga: Diselimuti Kabut Asap, Warna Langit di Palembang Berubah
Kondisi cuaca juga memengaruhi titik embun. Misalnya, angin kencang mencampurkan lapisan udara yang berbeda, mengandung jumlah air yang berbeda. Hal ini mengurangi kemampuan atmosfer untuk membentuk embun.
Cuaca dingin hingga titik beku juga akan mencegah terbentuknya embun. Pada daerah dengan titik beku, maka gas menjadi padatan.
Embun kemungkinan besar terbentuk pada malam hari, karena suhu turun dan benda-benda menjadi dingin. Namun, embun juga dapat terbentuk kapan saja menyesuaikan titik embun muncul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.