KOMPAS.com – Dalam dunia pewayangan Yudhistira juga disebut Puntadewa. Yudhistira adalah salah satu karakter utama dalam cerita Mahabharata.
Ia adalah raja yang memerintah kerajaan Kuru, yang pusat pemerintahannya berada di Hastinapura.
Yudhistira adalah yang tertua dari lima Pandawa, para putra Pandu. Dalam pewayangan, dia disebut prabu dan diberi julukan Puntadewa, dan kerajaannya disebut Kerajaan Amarta.
Mari Kita berkenalan dengan Yudhistira!
Sejarah Yudhistira
Anak Pandu lahir di istana Hastinapura. Kedatangan Bhatara Dharma hanya membantu kelahiran Puntadewa dan memberinya restu.
Puntadewa lahir dari ubun-ubun Kunti berkat bantuan dewa. Dalam pewayangan Jawa, Puntadewa lebih sering disebut, sedangkan Yudhistira baru disebut setelah menjadi dewasa dan raja.
Dalam versi ini, Puntadewa digambarkan sebagai seorang manusia berdarah putih, yang menunjukkan bahwa dia memiliki hati suci dan selalu menegakkan kebenaran.
Setelah ayah Yudhistira, Pandu, meninggal, Yudhistira kembali ke Hastinapura bersama keempat adiknya yaitu Bima (digambarkan sebagai Bimasena), Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Dretarastra, kakak Pandu yang buta, pada waktu itu memimpin Hastinapura. Kelima putra Pandu, juga dikenal sebagai Pandawa, membuat sepupu mereka, para putra Dretarastra, yang merupakan seratus Korawa yang dipimpin Duryodana, iri.
Bisma, sesepuh Dinasti Kuru, dan Widura lebih menyukai Yudhistira daripada putra Dretarastra, sehingga Duryodana cemas ketika Yudhistira berhasil dinobatkan sebagai putra mahkota.
Duryodana berusaha menghapus kelima Pandawa, terutama Bima, yang dianggap memiliki kekuatan terbesar. Namun, Yudhistira terus berusaha menyabarkan Bima supaya dia tidak menanggapi tindakan para Korawa.
Nama lain Yudhistira
Nama lain Yudhistira, yaitu:
Istri Yudhistira
Istri Yudhistira, yaitu:
Senjata Yudhistira
Adapun senjata Yudhistira, seperti:
Sifat Yudhistira
Watak yang dimiliki Yudhistira, adalah:
Keistimewaan Yudhistira
Keistimewaan Yudhistira, yaitu:
Bentuk fisik Yudhistira
Bentuk fisik Yudhistira, yaitu:
Referensi:
https://www.kompas.com/skola/read/2024/03/19/150000769/mengenal-tokoh-wayang-yudhistira