Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebiasaan Nelayan dalam Memprediksi Cuaca Ketika Melaut

KOMPAS.com - Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan atau secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan di perairan.

Perhitungan yang tepat terkait kondisi iklim dan cuaca lokal sangat penting bagi nelayan karena berkaitan langsung dengan aktivitas melaut dan keselamatan.

Meski dengan kecanggihan teknologi yang telah berkembang, namun masih banyak nelayan tradisional yang memprediksi cuaca dengan faktor alam.

Dalam hal pembacaan iklim dan cuaca lokal, nelayan tradisional memiliki cara-cara tersendiri yang mereka dapatkan dari proses berinteraksi dengan alam sekitar.

Untuk melaut pada malam hari, umumnya nelayan melakukan pembacaan iklim melalui bulan. Namun, bagaimana nelayan mengetahui posisi dan arah di laut ketika pada siang hari?

Pada siang hari, indikator yang digunakan dalam membaca iklim dan cuaca lokal yaitu tanda-tanda alam yang ada di laut, seperti gelombang, arah angin, dan arus air.

Adapun tanda-tanda yang diperhatikan nelayan sebelum turun melaut di antaranya:

Faktor angin musim

Secara umum nelayan menggunakan indikasi pembentukan awan dari arah tertentu untuk memprediksi peluang terjadi angin kencang dari arah-arah tersebut.

Bentuk awan yang tebal berwarna abu-abu dan kehitaman, dan terlihat menggantung di atas laut seperti sebuah garis pada arah tertentu dipercaya nelayan sebagai tanda terjadinya cuaca buruk.

Tanda di daratan seperti daun pohon kelapa yang terkena tiupan angin ke arah tertentu juga diperhitungkan untuk memastikan arah datang angin yang bertiup.

Bila kejadian angin kencang terjadi saat nelayan berada di laut pada malam hari, beberapa tanda seperti bunyi gemuruh gelombang dari arah tertentu, dan gerakan gelombang yang dirasakan di atas perahu menjadi tanda akan terjadinya cuaca buruk.

Ada nelayan yang menggunakan jarinya yang diberi air liur terlebih dahulu untuk mendeteksi arah datang angin.

Faktor awan

Bagi para nelayan, keberadaan awan di langit juga dapat dijadikan pedoman atau petunjuk ketika akan melakukan aktifitas penangkapan ikan di laut.

Nelayan tradisional menggunakan awan sebagai tanda untuk memprediksi cuaca di laut. Arah dan kecepatan pergerakan awan diamati nelayan untuk memprediksi arah datang dan kecepatan angin yang akan terjadi.

Nelayan juga dapat membedakan jenis awan yang hanya akan berubah menjadi hujan bukan badai angin yang dapat menimbulkan gelombang tinggi di laut.

Faktor ombak

Tanda-tanda alam di laut berupa ombak, sangat terkait dengan angin, arus, dan keberadaan karang di laut. Setiap daerah memiliki ciri ombak masing-masing yang dapat menjadi indikator prediksi cuaca.

Munculnya ombak dalam ukuran-ukuran tertentu juga sangat dipengaruhi oleh kencangnya angin yang berhembus

Jika angin kencang searah dengan arus, maka ombaknya agak lebih rendah dan panjang. Tetapi jika angin berlawanan dengan arus, maka ombaknya agak tinggi dan tidak panjang.

Pembacaan umur bulan

Pembacaan umur bulan merupakan pengetahuan yang sangat mendasar bagi nelayan baik di daratan utama maupun di pulau. 

Pembacaan umur bulan dilakukan karena posisi umur bulan sangat berpengaruh terhadap kondisi di laut dan waktu penangkapan ikan.

Selain itu, pembacaan umur bulan dan fenomena alam terkait dengannya dimanfaatkan nelayan untuk beberapa kepentingan seperti keputusan melakukan perjalanan laut termasuk berlayar.

Referensi:

  • Ansaar. 2019. Sistem Pengetahuan Pelayaran dan Penangkapan Ikan Pada Masyarakat Nelayan. Walasuji, Vol. 10, No. 2.
  • Mella Sari, Eko Sri Wiyono, Zulkarnain. 2021. Pengaruh Cuaca Terhadap Pola Musim Penangkapan Ikan Pelagis di Perairan Teluk Lampung. Albacore, Vol. 5 No. 3.

https://www.kompas.com/skola/read/2023/11/17/030000469/kebiasaan-nelayan-dalam-memprediksi-cuaca-ketika-melaut

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke