KOMPAS.com - Teori konsumsi adalah teori dalam ilmu ekonomi yang menjelaskan bagaimana perilaku konsumsi seseorang.
Bisa juga dipahami bahwa teori konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana seseorang memuaskan kebutuhannya, dengan membeli atau memakai barang dan jasa.
Secara umum, ada beberapa jenis teori konsumsi. Namun, ada empat teori yang paling banyak digunakan. Apa sajakah itu?
Teori konsumsi Keynesian
Dikutip dari buku Dinamika Konsumsi Beras Bersubsidi (2016) oleh Suriani dkk, teori konsumsi Keynesian menjelaskan hubungan pendapatan dengan tingkat konsumsi seseorang.
Teori ini pertama kali diungkapkan pada 1936 oleh Keynes, dalam bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money.
Berdasarkan teori konsumsi Keynesian, semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat konsumsinya.
Jika pendapatan seseorang mengalami peningkatan, maka pada saat itu juga, konsumsinya akan bertambah. Begitu pula sebaliknya.
Teori pendapatan relatif
Teori ini dikemukakan oleh James S. Duesenberry.
Menurut teori ini, pengeluaran konsumsi seseorang atau rumah tangga, tidak bergantung pada pendapatan saat ini, tetapi pada pendapatan tertinggi yang pernah dicapai.
Duesenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi seseorang bukanlah fungsi pendapatan absolut, tetapi fungsi relatif.
Artinya pengeluaran seseorang tergantung pada pendapatan relatif terhadap pendapatan individu lain dalam masyarakat.
Teori konsumsi siklus hidup
Dilansir dari buku Ekonomi dan Keuangan Islam (2021) karya Amri Amir, teori ini dikemukakan oleh Franco Modigliani.
Teori ini didasarkan pada siklus kehidupan manusia pada umumnya. Menurut Franco, konsumsi individu atau rumah tangga di waktu tertentu dipengaruhi oleh:
Adapun beberapa asumsi yang digunakan dalam teori ini, yaitu pendapatan tahunan seseorang dan suku bunga tabungan.
Teori pendapatan permanen
Teori ini disampaikan oleh Milton Friedman. Menurutnya, konsumsi rumah tangga ditentukan oleh pendapatan permanen atau jangka panjang.
Perhitungan pendapatan ini didasarkan pada rata-rata pendapatan jangka panjang, seperti gaji, upah, bunga, dividen, obligasi, dan lain-lain.
Berdasarkan teori pendapatan permanen, tingkat konsumsi seseorang dipengaruhi oleh rata-rata pendapatan permanen di suatu waktu.
Teori konsumsi ini menyakini bahwa antara konsumsi dan pendapatan permanen ada hubungan yang sifatnya stabil dan proporsional.
https://www.kompas.com/skola/read/2023/07/14/080000069/4-teori-konsumsi-yang-paling-banyak-digunakan