KOMPAS.com- Realisme merupakan salah satu grand theory dalam ilmu politik untuk menjelaskan hubungan politik internasional.
Teori realisme merupakan salah satu pendekatan yang paling berpengaruh dalam hubungan internasional, terutama sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Dikutip dalam buku Dasar-Dasar Hubungan Internasional (2017) oleh Umar Suryadi Bakry, teori realis dianggap oleh mayoritas ahli sebagai tradisi definitif dalam bidang hubungan internasional.
Teori realisme dalam hubungan internasional menempatkan konsep power sebagai pusat dari semua perilaku negara-bangsa.
Teori ini berasumsi bahwa negara-negara bertindak untuk memaksimalkan power mereka, sehingga dapat mencapai tujuan mereka sendiri dengan lebih baik.
Asumsi teori realisme
Beberapa asumsi teori realisme dalam hubungan internasional, sebagai berikut:
Cabang-cabang teori realisme
Disadur dari The Oxford Handbook of International Relations (2010) oleh Robert E Goodin, berikut cabang teori realisme, di antaranya:
Realisme klasik menungkapkan bahwa sifat manusia untuk memaksa negara dan indivudu mengutamakan kepentingan di atas ideologi sudah ada dari dulu.
Selain realisme klasik ada juga realisme modern yang bermula sebagai bidang penelitian mendalam di Amerika Serikat sepanjang Perang Dunia II.
Realisme liberal percaya bahwa sistem internasional meski strukturnya anarkis, membentuk perkumpulan negara yang norma dan kepentingan bersamanya memungkinkan adanya keteratiran dan stabilitas yang lebih baik daripada yang diberikan oleh realisme ketat.
Nonrealisme berfous pada struktur anarkis sistem internasional. Negara adalah aktor utama karena tidak ada monopoli politik pada kekuatan di atas negara berdaulat manapun.
Sistem internasional dilihat sebagai struktur yang bertindak terhadap negara, sedangkan individu di bawa negara bertindak sebagai agen terhadap negara secara keseluruhan.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/02/140000069/teori-realisme-pengertian-dalam-hubungan-internasional-dan-asumsinya