Dalam hubungan antarmanusia, pola komunikasi tertentu justru dapat menimbulkan konflik yang berpotensi merusak hubungan.
Seorang psikolog Amerika, John Mordecai Gottman, menyebut pola komunikasi tersebut sebagai the four horsemen of apocalypse, dalam tiga jurnalnya yang berjudul:
The four horsemen of apocalypse adalah metafora untuk menggambarkan kebiasaan komunikasi tidakk sehat atau toxic communication yang menjadi akhir suatu hubungan.
Beberapa pola komunikasi yang termasuk the four horsemen of apocalypse adalah:
Criticism atau kritik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kritik adalah kecaman atau tanggapan yang terkadang disertai uraian serta pertimbangan baik buruk terhadap sesuatu.
Dilansir dari situs Greater Good in Action, dalam kasus ini, kritik mengacu pada penilaian atau pernyataan negatif tentang lawan bicara atau pasangan secara ekstrem dan mutlak.
Contempt atau penghinaan
Penghinaan adalah bentuk kritik yang bersifat lebih merusak. Ini terjadi dengan memperlakukan pasangan atau lawan bicara secara tidak hormat, merendahkan, mengejek, bahkan merasa jijik.
Kerap kali penghinaan melibatkan sarkasme kejam, ejekan, cibiran, hingga menyebut nama seseorang atau kelompok.
Jenis the four horsemen of apocalypse ini dapat tumbuh seiring berjalannya waktu, ketika seseorang berfokus pada kualitas yang tidak disukai dari lawan bicara atau pasangannya.
Defensiveness atau pembelaan
Sikap defensif cenderung muncul saat orang merasa dikritik atau diserang. Pelaku akan membalikkan kesalahan kepada lawan bicara untuk menghindari tanggung jawab.
Stonewalling atau penghalang
Terjadi ketika pendengar menarik diri dari interaksi, menutup diri, dan berhenti menanggapi lawan bicara.
Alih-alih memberi respons, si pendengar justru menghindari proses komunikasi dengan berlagak sibuk, berpaling, serta terlibat dalam perilaku obsesif atau mengganggu.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/20/103000469/the-four-horsemen-of-apocalypse-pola-komunikasi-perusak-hubungan