Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tari Jejer Gandrung dari Jawa Timur

KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menetapkan Tari Jejer Gandrung sebagai tarian selamat datang. Tarian ini termasuk dalam salah satu seni tari tradisional khas Banyuwangi, Jawa Timur.

Tari Jejer Gandrung sebenarnya merupakan penggalan atau sempalan dari Tari Gandrung Banyuwangi. Tarian tradisional ini merupakan karya seniman Sumitro Hadi.

Asal usul Tari Jejer Gandrung

Tari Jejer Gandrung ditampilkan untuk menandai dimulainya tarian Gandrung. Mengutip dari Isun Hang Gandrung karya Elan Fitra Dianto, Tari Jejer Gandrung termasuk dalam bagian pertunjukan Tari Gandrung, selain Paju atau Ngibing dan Seblang Subuh.

Dilansir dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Tari Jejer Gandrung diciptakan oleh seniman Banyuwangi bernama Sumitro Hadi pada 1974.

Sebelumnya, Tarian Gandrung agak kurang disukai oleh masyarakat Banyuwangi karena durasi penampilannya cukup lama, yakni sekitar tujuh jam.

Untuk itu, Sumitro Hadi mengembangkan Tari Jejer Gandrung dengan durasi yang lebih singkat. Pada akhirnya, Tari Jejer Gandrung terus berkembang, bahkan saat ini Jejer Gandrung menjadi salah satu ikon Kabupaten Banyuwangi di tingkat nasional maupun internasional.

Makna Tari Jejer Gandrung

Tari Gandrung memiliki makna ucapan syukur atas hasil panen yang melimpah. Begitu pula dengan Jejer Gandrung, hanya saja tarian tradisional ini lebih difokuskan pada tarian selamat datang atau penyambutan tamu.

Menurut Mamiek Suharti dalam Tari Gandrung sebagai Obyek Wisata Andalan Banyuwangi (2012), inti utama dari tari jejer ialah untuk memberikan ucapan selamat datang atau untuk menyambut tamu.

Walau begitu, makna utama Tari Jejer Gandrung tetaplah ucapan syukur kepada Dewi Sri atas kelimpahan panen. Terlihat pada gerakan ngiwir yang menggambarkan Dewi Sri turun ke bumi serta berbagai gerakan tari lainnya.

Properti dan busana Tari Jejer Gandrung

Dikutip dari Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Tari Jejer Gandung Kreasi Karya Sumitro Hadi (2019) karya Ayu Purwitasari, busana yang dikenakan penari sangat kental dengan unsur daerah Banyuwangi. Hal ini terlihat pada penggunaan omprog dan sewek dengan motif batik Gajah Oling yang tidak bisa ditemui di daerah lainnya.

Untuk busananya, para penari mengenakan kostum gandrung berwarna merah dan hitam dengan bawahan kain batik serta selendang merah yang dikenakan di leher. Tarian ini dibawakan oleh perempuan, seluruh penarinya mengenakan mahkota di kepalanya dan membawa kipas sebagai propertinya.

Tari Jejer Gandrung diiringi dengan alat musik tradisional, seperti gong, gendhang, biola, kethuk dan kluncing. Perbedaan alat musik tarian ini dengan Tari Gandrung hanyalah pada pola penggarapan musiknya.

https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/30/150505269/tari-jejer-gandrung-dari-jawa-timur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke