Sejarah Buckingham Palace

KOMPAS.com - Inggris merupakan salah satu kerajaan tertua di dunia. Kerajaan Inggris telah berdiri sejak abad ke-9 Masehi.

Pendirian kerajaan Inggris berawal dari penyatuan tujuh kerajaan utama era Anglo Saxon di daratan Inggris.

Terdapat beberapa perdebatan tentang siapa sebenarnya raja pertama dari kerajaan Inggris. Namun, mayoritas sejarawan sepakat bahwa Raja Aethelstan merupakan raja pertama yang memiliki pemerintahan efektif di seluruh daratan Inggris.

Pada perkembangannya, kerajaan Inggris melakukan ekspansi kekuasaan wilayah hingga ke Wales dan Skotlandia.

Pada tahun 1707, Inggris, Wales, dan Skotlandia membentuk sebuah persatuan kerajaan bernama Britania Raya.

Dalam buku History of Britain and Ireland (2011) karya R.G Grant, Kerajaan Inggris, Wales, dan Skotlandia memutuskan menandatangani Undang-Undang Persatuan 1707 yang menjadi legitimasi berdirinya kerajaan Britania Raya.

Pemerintahan Britania Raya dipimpin dengan sistem monarki konstitusional oleh keluarga kerajaan Inggris yang berpusat di Buckingham Palace.

Buckingham Palace atau Istana Buckingham adalah kediaman resmi dari keluarga kerajaan Britania Raya. Buckingham Palace terletak di kota London, Inggris.

Selain sebagai kediaman keluarga Raja, Buckingham Palace juga dijadikan sebagai pusat administrasi monarki dari kerajaan Britania Raya.

Pendirian Buckingham Palace

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), Raja George III membeli Buckingham House pada tahun 1762 untuk kediaman istrinya yang bernama Ratu Charlotte. Pada masa George III, Buckingham House dikenal dengan sebutan The Queen’s House.

Pada tahun 1820, Raja George IV memerintahkan arsitek British bernama John Nash untuk mengubah Buckingham House menjadi sebuah istana megah untuk keluarga kerajaan Britania Raya.

John Nash melakukan renovasi secara besar-besaran pada bagian taman dan model ruangan. Setelah itu, Buckingham Palace terus mengalami renovasi seiring bergantinya raja di Britania Raya.