Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Februari Hanya 28 Hari

KOMPAS.com - Bulan Februari selalu menjadi bulan yang unik. Kebanyakan dari kalian pasti sudah tahu, jika Februari merupakan bulan terpendek.

Di tahun 2020 menjadi tahun kabisat, artinya bulan Februari mendapatkan tambahan 1 hari lagi.

Meski sudah ditambah, Februari tetap saja memiliki hari yang lebih sedikit. Kenapa ya? Berikut faktanya:

Kalender Romawi

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, berawal dari Kalender Gregorian yang menjadi kalender pertama bangsa Romawi.

Dulu Kaisar Romawi memiliki kekuasaan yang sangat luas, sehingga Kalender Romawi banyak digunakan oleh semua orang.

Pada awalnya Kalender Romawi hanya memiliki 10 bulan, yang dibuat oleh Raja Romulus. Kalender tersebut mengacu pada musim semi di bulan Maret dan berakhir di Desember.

10 bulan tersebut sebagai berikut:

  • Martius
  • Aprilis
  • Maius
  • Junius
  • Quintilis
  • Sexitilis
  • September
  • October
  • November
  • December

Pada zaman itu perayaan tahun baru bukan di Januari, melainkan 21 Maret sebagai awal musim semi.

Setelah kekuasaan berada di tangan Raja Numa Pompilius, pihaknya menyempurnakan kalender tersebut.

Dalam kalender tersebut, satu tahun berjumlah 354 hari dan 12 bulan. Raja Pompilius menambahkan Januari dan Februari setelah Desember.

Bulan Januari dan Februari tersebut memiliki 28 hari. Namun orang Romawi menganggap angka genap merupakan lambang ketidakberuntungan.

Sehingga satu tahun dijadikan 355 hari, dengan Januari ditambahkan lagi satu hari. Namun kalender itu menjadi membingungkan.

Kalender tahun kabisat

Di akhir 45 Sebelum Masehi, Raja Julius Caesar mengutus para ilmuwan untuk mengubah Kalender Romawi menjadi kalender matahari seperti kalender peradaban Mesir.

Setelah mengalami banyak perubahan, Kalender tersebut memiliki 30 dan 31 hari setiap bulannya, kecuali Februari.

Saat itu rata-rata hari dalam setahun adalah 365,25 hari.

Untuk menggenapkan menjdi 365 hari, maka dibuat tahun kabisat setiap empat tahun sekali.

Hal tersebut karena Bumi mengelilingi Matahari selama 365,25 hari. Sehingga masih ada 0,25 hari atau 6 jam yang tersisa dalam satu tahun.

Untuk membulatkan menjadi 24 jam, Bumi harus mengitari Matahari selama empat kali, sehingga tahun kabisat adalah membagi tahun dengan angka empat.

Tak hanya itu, pada masa pemerintahan Raja Julius, bulan Quintilis dan Sexitilis juga diganti namanya.

Quintilis merupakan bulan kelahiran Raja Julius Caesar. Setelah kematiannya, bulan tersebut berganti nama menjadi Juli sebagai tanda penghormatannya.

Kemudian Sexitilis diganti menjadi Agustus untuk menghormati kaisar Agustus, putra dari Raja Julius Caesar.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/09/143000469/alasan-februari-hanya-28-hari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke