Oleh: Inayah Hidayati
DALAM kawasan perkotaan yang ramai seperti Jabodetabek, yang meliputi beberapa kota besar di Indonesia, perempuan sering menghadapi tantangan yang kompleks dalam menyeimbangkan aspirasi profesional dengan tanggung jawab keluarga mereka.
Interaksi antara dinamika gender dan mobilitas penduduk di kawasan ini menciptakan lapisan tambahan kompleksitas dalam kehidupan perempuan yang tinggal di sana.
Baca juga: Work Life Balance Itu Cuma Mitos
Salah satu faktor yang berperan dalam kompleksitas ini adalah norma-norma sosial yang kuat yang menugaskan beban utama merawat dan tugas domestik kepada perempuan.
Ini menghasilkan beban tambahan bagi perempuan yang bekerja, terutama bagi ibu yang bekerja, untuk mencapai kesuksesan profesional.
Tugas-tugas rumah tangga dan perawatan keluarga seringkali dianggap sebagai tanggung jawab utama perempuan, bahkan ketika mereka juga mengejar karir.
Penyebaran geografis Jabodetabek juga menjadi faktor yang mempersulit situasi ini.
Skema perjalanan yang panjang diperlukan di kawasan ini, dan jaringan transportasi yang ramai menambah kesulitan bagi perempuan dalam menyeimbangkan tugas-tugas profesional dan keluarga mereka.
Perjalanan pulang-balik yang memakan waktu dapat mengurangi waktu yang tersedia untuk keluarga atau pekerjaan rumah tangga, sementara kesibukan di jalan dapat meningkatkan tingkat stres dan kelelahan.
Beberapa kajian menyoroti kompleksitas dinamika yang dialami oleh perempuan dalam menyeimbangkan peran ganda mereka sebagai ibu dan pekerja (work-life balance), terutama dalam konteks perkotaan yang padat seperti Jabodetabek.
Transformasi menuju bekerja dari jarak jauh, seperti yang disoroti oleh Hilbrecht dkk. (2008), dapat menjadi salah satu solusi yang relevan untuk membantu ibu pekerja menavigasi tantangan tersebut.
Baca juga: May Day, Begini Pandangan Ahli tentang Work Hard, Play Hard
Bekerja dari jarak jauh dapat memberikan fleksibilitas yang diperlukan bagi perempuan untuk mengelola tanggung jawab keluarga dan karir mereka dengan lebih efektif.
Namun demikian, penelitian juga menunjukkan bahwa ada hambatan unik yang dihadapi oleh ibu yang bekerja dalam mencapai harmoni antara pekerjaan dan keluarga.
Tantangan ini, seperti yang disoroti oleh Bai dkk. (2021), mungkin memerlukan strategi yang lebih luas dan dukungan yang komprehensif, termasuk layanan penitipan anak dan bantuan rumah tangga.
Ini karena tugas-tugas rumah tangga dan perawatan anak sering kali menjadi tanggung jawab utama ibu yang bekerja, yang dapat menyulitkan mereka untuk fokus sepenuhnya pada karir mereka tanpa dukungan yang memadai di rumah.