Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Penguatan Sadar Risiko Bencana dengan Penggunaan Teknologi Virtual Reality

Kompas.com - 12/01/2024, 12:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Peningkatan kesadaran saja tidak akan otomatis merubah perilaku, tetapi perlu adanya perasaan sangat mendesak dan penting (Mol dkk., 2022). Tindakan yang yang diambil adalah berdasarkan dorongan dari dalam diri seseorang.

Berdasarkan pada adanya intevensi penggunaan teknologi, diperlukan adanya kemauan untuk menggunakan teknologi yang dipengaruhi oleh kegunaan dan kemudahan dalam menggunakannya (Davis, 1989).

Kaji cepat penerimaan teknologi untuk komunikasi risiko terhadap tsunami

Kelompok Riset Penduduk dan Kebencanaan, Pusat Riset Kependudukan BRIN bekerja sama dangan Pusat Riset Data Sains dan Informasi BRIN bekerja sama dengan Direktorat Tata Ruang, Pertanahan dan Penanganan Bencana melakukan kaji cepat dalam event “Peringatan Hari Pengurangan Risiko Bencana” pada tanggal 11-14 Oktover 2023 di Kota Kendari.

Tim menyiapkan tools simulasi penyelamatan diri dengan skenario kejadian tsunami pada situasi didalam ruangan. Alat VR yang digunakan adalah Oculus.

Untuk mengetahui penerimaan dan peran alat ini, maka responden diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan sebelum menggunakan alat ini (pre-test) dan berikutnya menjawab beberapa pertanyaan setelah memiliki pengalaman mencoba alat tersebut (Post-test).

Terdapat 36 partisipan yang dipilih dan sukarela bersedia mencoba alat VR dan memberikan jawaban saat Pre-Test dan Post-Test. Masing-masing partisipan mencoba menggunakan alat sekitar 2-4 menit untuk merasakan pengalaman tsunami yang terjadi di dalam ruangan.

Baca juga: Langkah-langkah Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Gambaran responden adalah merupakan kategori usia diatas 18 tahun (80 persen) dan selebihnya adalah anak-anak usia 15-17 tahun (usia sekolah). Secara keseluruhan, terdapat sekitar 60persen mengaku cukup familiar dengan konsep pengurangan risiko bencana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 78 persen responden menyatakan keyakinan bahwa penggunaan alat VR dapat meningkatkan pemahaman dan kesiapan mereka dalam menghadapi situasi bencana.

Namun, terkait dengan penerimaan terhadap pengalaman mendekati kenyataan, perempuan lebih kawatir dibandingkan dengan kelompok laki-laki.

Demikian juga untuk kelompok disabilitas, mereka menyatakan kawatir dengan situasi yang dilihat karena penyelamatan diri yang ditunjukkan pada simulasi di dalam alat adalah aktivitas berenang.

Temuan ini memberikan dasar yang kuat untuk mengeksplorasi lebih dalam potensi pemanfaatan teknologi VR dalam konteks pengurangan risiko bencana.

Meskipun begitu, temuan kuantatif ini perlu diperdalam melalui serangkaian pertanyaan terbuka yang lebih mendalam.

Secara umum, alat VR memberikan dukungan reponse yang dapat berdampak pada perubahan perilaku dan sikap diantaranya adalah:

Baca juga: Pakar BRIN dan BMKG Rancang Pemodelan Tsunami sebagai Upaya Mitigasi Bencana di Indonesia

  1. Tindakan penyelamatan: keterampilan untuk menyelamatkan diri: berenang, evakuasi, cara menyelamatkan diri dan juga berbagai peralatan yang diperlukan.
  2. Pengalaman nyata menghadapi bencana. Teknologi VR dapat membantu meningkatkan pemahaman atas risiko bencana dan menggunakan teknologi untuk membantu mengarahkan pentingnya melakukan suatu tindakan antisipatif.
  3. Keterpaparan pada teknologi maju namun mudah digunakan.

Tindak Lanjut: pengembangan selanjutnya

  • Literasi kebencanaan dapat dikembangkan dengan menggunakan teknologi VR, namun penyediaan informasi di dalam alat VR perlu mempertimbangkan konteks masing-masing wilayah di Indonesia serta harus bersifat inklusif untuk berbagai karakteristik sosial demografi dan psikologi penduduk. Oleh karena itu, pengembangan selanjutnya perlu melibatkan berbagai pihak khususnya pihak swasta dalam menduplikasi prototype yang dibangun oleh peneliti.
  • Pelibatan ilmu sosial dalam pengembangan dan penerapan teknologisangat diperlukan untuk menjadikan teknologi VR bermanfaat sebagai sarana meningkatan kesadaran atas risiko bencana. Kajian penerimaan teknologi oleh masyarakat sebelum teknologi diimplementasikan akan mendukung keberlanjutan manfaat alat tersebut.
  • Penyediaan informasi yang berjenjang dan inklusif dapat dilakukan dengan kolaborasi berbagai pihak di tingkat daerah sebagai pengguna teknologi sekaligus penyedia data dan informasi.

Gusti Ayu Ketut Surtiari, Syarifah Aini Dalimunthe, Abdul Fikri Angga Reksa
Peneliti Pusat Riset Kependudukan - BRIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com