Mereka menemukan bahwa DNA Neanderthal berpengaruh pada kondisi kulit seperti keratosis aktinik yang disebabkan oleh sinar UV serta pada diferensiasi keratinosit yang melindungi kulit.
Hal ini mengindikasikan bahwa gen-gen Neanderthal mungkin memberi keuntungan adaptasi pada nenek moyang kita tetapi bisa menimbulkan masalah di lingkungan modern.
Selain itu, varian genetik Neanderthal dikaitkan dengan hiperkoagulasi yang meningkatkan risiko stroke.
Temuan mengejutkan lainnya yang diterbitkan dalam jurnal Science adalah keterkaitan DNA Neanderthal dengan depresi dan kondisi kejiwaan lain.
“Ada hubungan antara paparan sinar matahari dan risiko depresi,” kata Simonti.
Penelitian ini membuka jalan untuk lebih memahami dampak jangka panjang DNA Neanderthal pada berbagai aspek kesehatan manusia modern.
Baca juga: DNA Manusia Purba Denisovan Membentuk Sistem Kekebalan Orang Papua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.