Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2023, 08:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Manusia saling membunuh sejak mereka muncul di Bumi. Namun bagaimana dengan peperangan yang terorganisir?

Perang nampaknya baru muncul di Zaman Neolitikum, ketika kelompok tertentu mulai bertani dan tinggal di pemukiman permanen.

Baca juga: Bangsa Romawi Kuno Gunakan Ayam untuk Prediksi Hasil Perang

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa peperangan di Zaman Neolitikum berkembang dari bentrokan dan pembantaian skala kecil menjadi konflik yang lebih lama dan lebih canggih.

Perang pertama

Mengutip History, manusia purba sudah terlibat konflik tetapi itu berupa serangan yang sangat kecil, tidak terorganisir, sangat mirip pada simpanse.

"Selama masa itu, sekelompok individu mungkin bertemu dengan seseorang dari kelompok lain dan membunuh mereka," kata Luke Glowacki, asisten profesor antropologi di Universitas Boston, dan pakar evolusi makhluk hidup.

Tapi sekitar 12.000 tahun yang lalu, saat pertanian muncul di wilayah Fertile Crescent, kepadatan penduduk meningkat bahkan di wilayah tanpa tanaman.

Pertanian, menurut ahli memfasilitasi bermulanya perang.

Sebuah studi pada tahun 2016, misalnya, menyimpulkan bahwa pembantaian terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu di dekat Danau Turkana di Kenya, dengan para korban menunjukkan tanda-tanda tangan terikat, luka panah, dan tengkorak retak.

"Saya menganggap ini sebagai bukti awal pembantaian. Mereka adalah kelompok pemburu-pengumpul namun memiliki persedian makanan dan kemungkinan mobilitas yang lebih rendah," terang Glowacki, yang tidak terlibat dalam studi tersebut.

Ini menunjukkan perang yang parah dan cenderung terjadi ketika manusia bertransisi dari gaya hidup berpindah-pindah ke menetap.

Baca juga: Pemakaman Kuno Ini Ungkap Perubahan Iklim Picu Perang Tertua

Lama perang

Pertempuran di Zaman Neolitikum pun menurut peneliti tidak hanya terjadi dalam waktu beberapa hari melainkan juga berbulan hingga bertahun-tahun.

Hal ini terungkap dari analisis sisa-sisa kerangka 338 orang yang meninggal di Spanyol utara 5.400 hingga 5.000 tahun yang lalu.

Dengan melihat lebih dekat pada cedera tulang, yang sebagian besar terjadi pada laki-laki dan sebagian besar tidak berakibat fatal, penulis studi tersebut menyimpulkan bahwa perjuangan yang berlarut telah berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

“Kami pikir kita melihat akibat dari konflik antar kelompok regional,” papar penulis utama Teresa Fernández-Crespo, seorang arkeolog di Universitas Valladolid di Spanyol.

"Persaingan sumber daya dan kompleksitas sosial dapat menjadi sumber ketegangan yang berpotensi meningkat menjadi kekerasan yang mematikan," tambahnya.

Seiring dengan kemajuan zaman Neolitik, kemajuan di bidang pertanian mungkin berjalan seiring dengan kemajuan dalam peperangan.

Baca juga: Kapan Manusia Pertama Kali Berpikir tentang Alien?

"Karena mereka harus bekerja sama untuk mengairi lahan, gagasan bekerja sama juga memunculkan angkatan bersenjata. Dan tentu saja, banyak hal yang harus dipertahankan karena mereka mempertahankan lahan pertanian," ungkap Alfred S. Bradford, ketua sejarah kuno di Universitas Oklahoma.

Peralatan dan senjata tembaga kemudian mulai menggantikan mata panah batu, ujung tombak, bilah dan kapak di Timur Tengah dan tempat lain.

Pada saat Zaman Perunggu sekitar tahun 3300 SM, peradaban awal di Mesopotamia dan Afrika Utara telah mengembangkan pasukan besar dengan pemimpin formal, rantai komando, unit dan sistem pasokan yang berbeda.

Peradaban-peradaban ini, yang memiliki kecenderungan melek huruf dan artistik, dapat mendokumentasikan kampanye militer mereka.

Misalnya saja, menggambarkan kemajuan tentara Sumeria dengan kereta beroda dan infanteri dari sekitar tahun 2500 SM.

Tentara juga berkembang di tempat-tempat seperti Peru, Meksiko, dan Tiongkok.

Baca juga: Sejak Kapan Manusia Purba Mulai Menguburkan Orang Meninggal?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com