Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Kemasan Saset Sulit Didaur Ulang, Bagaimana Solusinya?

Kompas.com - 14/11/2023, 11:00 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sampah saset menjadi masalah tersendiri bagi umat manusia dan lingkungan. Pasalnya, saset merupakan sampah sisa yang terdiri atas berbagai material penyusun.

Material bahan yang beragam ini membuat kemasan saset sulit untuk didaur ulang. Sementara itu, sampah saset sangat mudah dijumpai dan dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Ramah Lingkungan, Begini Cara Sampah Diubah Menjadi Listrik di PLTSa

Lantas, apa solusi yang bisa dilakukan dalam menangani sampah saset?

Ernest Layman, CEO Rekosistem, sebuah rintisan yang bergerak dalam bidang pengelolaan dan pengolahan sampah, menyampaikan ada 3 solusi dari sampah saset.

Pengolahan jadi RDF atau SRF

"Kenapa masuk residu? karena masih minim fasilitas yang menerima mengolah saset. Namanya saja plastik multilayer, sehingga sulit untuk dilakukan daur ulang. Daur ulang yang bisa dilakukan biasanya diubah jadi RDF atau SRF." kata Ernest saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/11/2023).

"RDF itu Refused Derived Fuel, material yang bisa digunakan bersamaan batu bara untuk membangkitkan listrik di PLTU melalui co-firing, atau jadi bahan bakar co-processing di pabrik semen. Begitu juga SRF, Solid Recovered Fuel. Bedanya, SRF itu sudah diolah lebih murni untuk meningkatkan kemampuan kalornya." jelas Ernest.

Mengurangi jumlah kemasan saset

Masalah sampah saset tidak bisa diselesaikan hanya dengan daur ulang. Jumlah kemasan saset harus dikurangi, baik dalam produksi maupun penggunaan produk.

"Bagaimana untuk menanggulanginya (sampah saset), ya dengan mengurangi jumlah penggunaan produk kemasan saset," kata Ernest.

Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Plastik Lebih Kuat, Elastis, dan Ramah Lingkungan

Melakukan edukasi masyarakat yang sesuai

Sayangnya, produk dalam kemasan saset sampai saat ini masih dianggap menjadi opsi paling ekonomis.

"Saset ini digemari karena masyarakat bisa mengatur pengeluaran untuk ekonomis. Bisa beli gak langsung banyak, disesuaikan dengan pendapatan masing-masing." ujar Ernest.

Hal serupa disampaikan pula oleh Ranitya Nurlita, pendiri Wastehub, rintisan yang bergerak dalam bidang pengelolaan dan pengumpulan sampah, dalam wawancara bersama Kompas.com, Rabu (1/11/2023).

"Kita sebagai konsumen sebenarnya bisa bijak sih, dalam menanggapi hal itu (sampah saset). Kan produsen tidak akan membuat suatu produk kalau gak ada demand. Jadi paling penting agar kita bisa mengurangi demand itu dengan menggunakan produk-produk daur ulang." tuturnya.

Edukasi untuk beralih menggunakan produk dengan kemasan yang lebih mudah didaur ulang harus dilakukan kepada masyarakat.

Dengan demikian, sampah saset bisa berkurang karena masyarakat dengan kemampuan yang sesuai beralih menggunakan produk dalam kemasan non-saset.

Baca juga: Jangan Asal Buang, Sampah Rumah Tangga Ini Juga Limbah Berbahaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com