Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Sungai dengan Air Paling Hitam di Dunia?

Kompas.com - 21/10/2023, 21:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

Seperti misalnya belum ada yang mengetahui berapa banyak karbon organik terlarut (DOC) yang ada di dalam air, dan yang terpenting dari mana asalnya.

Hingga akhirnya, Drake dan teman-temannya mendirikan stasiun pengukuran di dekat kota Mbandaka, tidak jauh dari hulu sungai tempat bertemunya Sungai Ruki dan Kongo.

Peneliti juga mengukur debit air setiap dua minggu dan ketinggian air harian selama setahun untuk menentukan aliran sungai tahunan.

Hasil analisis air sungai

Sampel air yang dikumpulkan pada setiap pengkuran dikirim ke laboratorium di ETH Zurich untuk dianalisis.

Di sana peneliti menentukan kandungan karbon organik terlarut (DOC) sampel, serta usia bahan organik berdasarkan karbon radioaktif dalam DOC.

Baca juga: NASA Potret Sungai Emas di Amazon dari Luar Angkasa, Seperti Apa?

Analisis tersebut mengkonfirmasi bahwa Sungai Ruki adalah salah satu sistem sungai yang paling kaya karbon organik terlarut di dunia.

Perairannya mengandung senyawa karbon organik empat kali lebih banyak dibandingkan di Kongo dan 1,5 kali lebih banyak dibandingkan di Rio Negro di Amazon.

Karbon organik terlarut biasanya berbentuk asam organik yang meningkatkan keasaman air sungai.

Dari analisis isotop karbon, peneliti menemukan bahwa sebagian besar karbon berasal dari vegetasi hutan, bukan gambut.

"Ini merupakan kabar baik karena berarti rawa gambut dalam keadaan stabil," kata Drake.

Setelah perjalanan ke sungai Ruki, para ilmuwan berencana untuk mempelajari anak sungai Kongo lainnya.

Studi menarik tentang sungai dengan air paling hitam di dunia ini telah dipublikasikan di jurnal Limnology and Oceanography.

Baca juga: Mengapa Sungai Nil Sangat Penting untuk Masyarakat Mesir Kuno?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com