KOMPAS.com - Orang yang dinyatakan mati otak, secara klinis dan hukum telah meninggal dunia. Baru-baru ini, kondisi tersebut dialami seorang anak di Bekasi usai menjalani operasi amandel.
Jadi apa itu mati otak dan bagaimana cara mendiagnosisnya?
Mati otak dikenal juga dengan mati batang otak (brainstem death) adalah kondisi di mana fungsi otak tak lagi dapat bekerja dan orang yang mengalaminya harus menggunakan mesin pendukung kehidupan buatan, dikutip dari NHS, Rabu (4/10/2023).
Pemeriksaan dan diagnosis mati otak yang dialami seseorang biasanya akan dinyatakan oleh seorang dokter saraf.
Dokter saraf akan melakukan pemeriksaan fisik yang ekstensif dan mendokumentasikan kriteria mati otak.
Baca juga: Bagaimana Cara Sel-sel Otak Mengirim Pesan?
Dikutip dari Very Well Health, ada beberapa kriteria sebelum seseorang dinyatakan mengalami mati otak, di antaranya tiga kriteria klinis sebagai berikut.
Selain ketiga kriteria klinis tersebut, dokter juga akan melakukan pengujian kematian otak yang terbagi atas tiga kategori.
Pemeriksaan fisik pada pasien mati otak dilakukan untuk menentukan tingkat responsifitas.
Apabila pemeriksaan menunjukkan kurangnya daya tanggap (respons), maka pemeriksaan fisik akan dilanjutkan untuk memeriksa refleks tertentu.
Seseorang yang mati otak tidak akan memiliki refleks batang otak. Misalnya pada pasien koma, jika berkedip atau menggerakkan kepala, maka pasien ini tidak mengalami mati otak.
Baca juga: Bagaimana Cara Amoeba Pemakan Otak Bisa Masuk ke Otak?
Sedangkan pada orang yang mati otak, tidak dapat berkedip, tersentak atau mencoba menjauh saat dokter menyentuh matanya dengan sepotong kapas halus.
Jika tidak ada refleks tersebut, maka batang otak tidak berfungsi dengan baik.
Pengujian ini dilakukan pada pasien yang menggunakan ventilator sebagai alat bantu pernapasan.
Tes mati otak pada pasien dengan ventilator ini untuk menguji apakah refleks pernapasan masih ada atau tidak ada, dengan cara ventilator dilepas dalam prosedur yang disebut tes apnea.
Baca juga: Bagaimana Cara Ubur-ubur Bertahan Hidup Tanpa Otak?
Sebagian besar orang, bahkan yang memiliki penyakit parah, akan berusaha menarik napas ketika ventilator dilepas, tetapi orang yang mati otak tidak akan menarik napas selama tes apnea.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, dokter dapat memilih melakukan pemeriksaan tambahan.
Kendati umumnya pemeriksaan fisik dan tes apnea cukup untuk dilakukan, namun beberapa orang yang tidak mati orak tidak dapat mentolerir tes apnea.
Dalam kasus-kasus tersebut, seringkali dilakukan studi aliran darah.
Studi ini dilakukan untuk melihat apakah darah mengalir ke otak melalui pembuluh darah atau tidak. Jika tidak ada darah yang mencapai otak, maka tes ini dapat memastikan kematian otak.
Baca juga: Bagaimana Cara Otak Bekerja?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.