Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2021, 10:30 WIB
The Conversation,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Apa yang terjadi di dalam otak ketika kita bangun dari tidur? - Ainsley V., 11 tahun, dari South Carolina, Amerika Serikat

Oleh: Hilary A. Marusak dan Aneesh Hehr

SAAT kita tidur, kita terlihat seperti orang yang mati. Tapi ketika kita bangun, dengan sekejap kita bisa langsung bangun dan beraktivitas. Bagaimana caranya otak ‘menyalakan’ kesadaran kita? Pertanyaan ini sudah lama membuat para ilmuwan bingung selama ratusan tahun – bahkan hingga kini.

Meskipun ilmuwan belum menemukan jawaban sepenuhnya untuk pertanyaan ini, mereka pelan-pelan mulai mengerti dengan cara meneliti otak manusia saat mereka silih berganti antara kondisi tertidur dan terjaga.

Melihat otak dengan lebih dalam

Salah satu cara ilmuwan meneliti aktivitas otak adalah dengan menggunakan suatu alat bernama elektroensefalografi, atau EEG. EEG mengukur sinyal listrik yang datang dari ribuan sel otak bernama neuron.

Orang yang sedang diteliti akan menggunakan suatu topi berbentuk aneh yang tersambung dengan komputer – rasanya tidak sakit sama sekali. Aktivitas listrik di dalam otak akan muncul di komputer sebagai garis-garis yang bergelombang.

Baca juga: Kenapa Mata Belekan saat Bangun Tidur?

Kita bisa saja berpikir bahwa otak kita seakan dimatikan – atau beristirahat – saat kita tidur, tapi sebenarnya otak sedang beraktivitas dengan sangat lincah, meskipun kita tidak menyadarinya. Kita melalui siklus yang terdiri dari empat fase, masing-masing menunjukkan pola yang berbeda-beda dalam EEG.

Salah satu fase tidur, yang disebut “gerakan mata sangat cepat”, atau rapid eye movement (tidur REM), adalah periode di mana mimpi biasanya muncul. Bermimpi adalah suatu hal yang menarik karena rasanya seperti kita sedang sadar, tapi dengan kesadaran yang berbeda dengan saat kita terjaga.

Ternyata setiap fase tidur juga berkaitan dengan berbagai pola kimiawi yang berbeda di dalam otak, yang disebut dengan reaksi kimia saraf (neurochemicals) – inilah yang memungkinkan sel otak berkomunikasi dengan satu sama lain.

Yang diketahui ilmuwan sejauh ini

Salah satu sistem terpenting dalam otak yang bertugas membangunkan kita adalah yang disebut sistem aktivasi rektikular (reticular activating system, atau RAS).

RAS adalah bagian dari otak yang terletak tepat di atas tulang belakang, dan panjangnya sekitar 5 centimeter dengan ketebalan seperti pensil. RAS bertindak sebagai semacam pengatur lalu lintas atau penyaring untuk otak kita, untuk memastikan bahwa otak kita tidak kemasukan lebih banyak informasi dari yang bisa diterima.

Baca juga: Manfaat Bangun Pagi, Rahasia Sukses Pemimpin Dunia

Sistem ini bisa mengenali informasi penting dan menciptakan reaksi kimia saraf yang membangunkan bagian-bagian lain dari otak, serta membantu kita terjaga sepanjang hari.

Apabila kita harus pergi ke kamar mandi di tengah malam, RAS mendeteksi sinyal tersebut dari tubuh kita dan seakan menekan saklar untuk membangunkan otak kita – layaknya saklar lampu. Berbagai sinyal yang datang dari luar tubuh kita, seperti suara alarm atau orang tua yang membangunkan kita, bisa juga memicu RAS untuk beraksi.

Seketika saklar RAS menyala, bisa butuh waktu beberapa saat bagi seluruh otak dan tubuh kita untuk bangun. Ini dikarenakan butuh beberapa menit untuk membersihkan seluruh reaksi kimia saraf yang membuat rasa kantuk – inilah mengapa kita sering merasa linglung saat kita dibangunkan suara jam alarm.

Lalu, kenapa ada hari-hari kita merasa lebih linglung, dan tidak di hari-hari lain?

Saat otak kita tidur, ia silih berganti antara fase tidur ringan dan tidur mendalam. Apabila alarm kita menyala saat otak sedang berada pada fase tidur yang lebih dalam, butuh waktu lebih lama bagi seluruh bagian otak untuk bangun.

Baca juga: Alasan Mulut Bau saat Bangun Tidur dan Cara Mencegahnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com