Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Garam Himalaya Ditemukan di Pegunungan?

Kompas.com - 09/08/2023, 06:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Garam Himalaya dikenal memiliki kandungan mineral yang sehat untuk dikonsumi dan sangat populer dijadikan pengganti garam dapur. Namun, menariknya, garam ini berasal dari Pegunungan Himalaya.

Secara umum, orang akan berpikir garam berasal dari laut. Lantas, bagaimana garam Himalaya ada ditambang di daerah pegunungan?

Ini berasal dari kisah di abad ke-4, yang mana pasukan Alexander Agung berhenti untuk beristirahat di dekat tepi Sungai Himalaya setelah pertempuran mereka dengan Raja Porus.

Namun pasukan itu terkejut karena menyadari bahwa kuda kesayangan Alexander tidak dapat ditemukan.

Setelah dilakukan pencarian, mereka menemukan kuda sedang menjilati batu gunung. Ketika diperiksa lebih seksama, pasukan Alexander menyadari bahwa batu itu terbuat dari garam.

Mereka kemudian membawa batu garam bersama mereka dan memperkenalkannya ke seluruh dunia.

Begitulah cara tambang garam Khewra di Pakistan yang merupakan tempat garam Himalaya pertama kali ditemukan.

Baca juga: Mengapa Gurun Garam Memiliki Pola Sarang Lebah yang Aneh?

Tidak ada yang tahu persis apakah kisah itu nyata atau hanya legenda. Namun yang pasti adalah garam Himalaya itu memang ditemukan di pegunungan yang terkurang daratan dan jauh dari laut.

Asal-usul garam di Pegunungan Himalaya

Sebelum mendapatkan jawabannya, mari memahami dulu mengenai rangkaian peristiwa geologis yang menyebabkan terbentuknya pegunungan tertinggi di dunia, salah satunya Himalaya.

Dikutip dari Science ABC, Selasa (8/8/2023) tanah yang kita tinggali bukanlah lapisan padat yang seragam. Ini terdiri dari pecahan tanah yang mengambang di atas aliran batuan cair atau magma yang terletak tepat di bawah kerak bumi.

Massa daratan yang mengambang dikenal sebagai lempeng tektonik, yang mencakup benua dan dasar samudra.

Lempeng tektonik ini tidak diam melainkan selalu bergerak, menjauh atau menuju satu sama lain, tergantung pada arah arus magma yang mendasarinya.

Namun gerakan mereka sangat lambat, sehingga kita tidak pernah merasakannya secara fisik.

Kira-kira 200 juta tahun yang lalu, selama era Jurassic, sebuah peristiwa geologis, yang terjadi selama jutaan tahun, dikenal sebagai pergeseran benua menyebabkan superbenua Pangaea pecah.

Baca juga: Mengapa Garam Himalaya Berwarna Merah Muda?

 

 

 

Lempeng tektonik yang membentuk Pangaea bergerak menjauh satu sama lain, dan lempeng yang bergerak perlahan itu menyatu menjadi dua superbenua—Laurasia dan Gondwana.

Lauransia kemudian terpecah menjadi dua, Amerika Utara dan Eurasia (Asia dan Eropa). Sementara Gondwana terpecah menjadi 5 bagian, Amerika Selatan, Afrika, Australasia, Antartika, dan anak benua India.

Selama proses relokasi global tersebut, lempeng tektonik anak benua India terdorong ke utara menuju Eurasia dan bergerak dengan kecepatan 150 milimeter per tahun menuju Tibet modern.

Saat lempeng tektonik bergerak menuju lempeng tektonik Asia, dasar samudera lempeng India mulai meluncur di bawah lempeng sebelumnya.

Akibatnya, Samudera Tethys yang memisahkan daratan terus menyusut dan dasar laut bergerak ke atas.

Ketika daratan kontinental dari kedua lempeng akan bertabrakan satu sama lain, lempeng Tibet dan India mulai terangkat bersamaan. Dan kemudian dari dasar Tethys yang sudah dangkal terangkat, menjadi Himalaya.

Baca juga: Manfaat Garam Himalaya Dibandingkan Garam Biasa, Mana Lebih Sehat?

Hubungannya dengan garam Himalaya

Jadi mengapa garam Himalaya ditemukan di pegunungan, jawabannya sederhana.

Garam Himalaya adalah garam laut yang sangat tua.

Tabrakan benua-benua menyebabkan Laut Tethys menyusut. Saat laut menyusut, menjadi lebih dangkal dan air mulai menguap, garam yang terlarut di laut mulai mengkristal dan membentuk lapisan endapan yang tebal.

Saat Himalaya naik, begitu pula endapan garam batu itu.

Kontribusi pergerakan lempeng teknonik juga membuat garam di wilayah itu menjadi berwarna merah muda.

Dasar laut yang bertabrakan dan letusan gunung berapi menyebabkan memperkaya air laut dengan Besi, Magnesium, Kalsium, Seng, Aluminium, dan banyak lagi, membuat garam Himalaya berwarna unik.

Pada abad ke-21 garam Himalaya menjadi populer karena disebut lebih sehat daripada garam biasa. Namun klaim itu masih diperdebatkan.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengurangi Garam untuk Kesehatan Jantung?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com