Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Berbahaya Menggunakan Aluminium Foil untuk Memasak?

Kompas.com - 04/07/2023, 12:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aluminium foil sering digunakan dalam proses memasak.

Namun beberapa mulai mempertanyakan apakah penggunaan aluminium foil untuk memasak ini cukup aman atau justru berbahaya untuk kesehatan.

Dilansir dari IFL Science, Senin (3/7/2023) aluminium foil atau terkadang dikenal sebagai kertas timah adalah lembaran logam aluminium mengilap setipis kertas.

Itu diproduksi secara massal melalui proses menggulung lempengan logam besar sampai terjepit hingga ketebalan sekitar 0,2 Mm.

Lembaran logam ini memiliki berbagai kegunaan di luar dapur, termasuk dalam kemasan industri, insulasi, dan transportasi.

Jadi faktanya, aluminium ada di mana-mana. Secara alami, aluminium merupakan unsur paling melimpah ketiga di kerak bumi.

Dalam keadaan alaminya pula, biasanya aluminium terikat dengan unsur lain, seperti fosfat dan sulfat, sehingga selain ada di kemasan makanan, nampan kue, dan bahkan kosmetik, bahan ini juga ada di tanah, di air minum kita, dan dalam makanan kita.

Baca juga: Apakah Berbahaya Memakai Lensa Kontak saat Tidur?

Aditif makanan, seperti pengawet, pewarna, dan pengental buatan juga mengandung aluminium, dan terkadang dalam jumlah yang jauh lebih tinggi daripada bahan alternatif buatan sendiri.

Tetapi dengan semua kasus tersebut, penting untuk diingat bahwa hanya sebagian kecil dari aluminium yang Anda konsumsi benar-benar akan diserap oleh tubuh. Sisanya akan terbuang melalui feses atau urin.

Manfaat dan risiko aluminium untuk memasak

Aluminium bisa berbahaya bagi kesehatan, tetapi ini pada tingkat yang tinggi.

Beberapa penelitian telah menemukan bukti bahwa logam tersebut mungkin terkait dengan penyakit Alzheimer.

Sementara ahli yang lain berspekulasi bahwa hal itu dapat dikaitkan dengan kanker.

Lantas, bagaimana dengan penggunaan aluminium foil untuk memasak?

Baca juga: Apakah Berbahaya Tidur di Dekat Ponsel?

Ilustrasi cokelat batang yang dibungkus dengan alumunium foil.SHUTTERSTOCK/budihartono1 Ilustrasi cokelat batang yang dibungkus dengan alumunium foil.

Seperti banyak logam, penting untuk meminimalkan jumlah yang kita konsumsi, tetapi sulit untuk menghilangkannya sama sekali.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-bangsa telah menyatakan bahwa toleransi kadar aluminium yang rendah dalam sistem kita dapat diterima, yaitu sekitar 2 miligram per Kg berat badan per minggu.

Meskipun demikian, penelitian telah menunjukkan bahwa aluminium yang terkandung dalam peralatan masak dan foil, seperti pelapis lainnya, dapat larut ke dalam makanan.

Faktor-faktor yang dapat memengaruhinya antara lain suhu saat memasak, keasaman makanan, adanya bahan lain seperti rempah dan garam.

Baca juga: Apakah Fenomena Solstis 22 Desember Berbahaya?

Satu studi yang dipublikasikan pada tahun 2006 menunjukkan bahwa jumlah aluminium pada daging merah panggang yang disiapkan dalam foil dapat meningkat sebanyak 89 persen menjadi 378 persen.

Ini mungkin tampak mengejutkan, tetapi sejauh ini tampaknya tidak ada bukti kuat bahwa asupan aluminium dari foil terkait dengan peningkatan risiko kesehatan.

Namun, jika ragu, Anda dapat membatasi risikonya dengan menghindari memasak menggunakan aluminium foil pada suhu tinggi.

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan lebih sedikit foil pada makanan, menghindari peralatan berlapis aluminium, dan menghindari mencampurkan aluminium foil dengan makanan asam.

Selain itu, juga untuk menurunkan jumlah pemakaian aluminium yang dikonsumsi, fokus pada makanan rumahan daripada makanan olahan komersial.

Baca juga: Apakah Ikan Pari Berbahaya bagi Manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com