Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2023, 16:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Foto-foto Bulan, yang diambil dari luar angkasa, adalah pemandangan Bulan dengan warna terbaik.

Dalam foto-foto tersebut, warna permukaan Bulan kerap terlihat seragam, yakni berwarna abu-abu hingga putih. 

Lantas, mengapa Bulan terlihat berwarna abu-abu? Apa warna Bulan yang sebenarnya?

Penyebab Bulan berwarna abu-abu 

Dilansir dari Universe Today, warna abu-abu pada Bulan berasal dari permukaan Bulan yang sebagian besar terdiri dari oksigen, silikon, magnesium, besi, kalsium, dan aluminium. 

Terdapat batuan berwarna lebih terang di Bulan, yang disebut plagioklas feldspar, dan ada batuan yang lebih gelap, yang disebut piroksen. Bahkan, ada juga batuan langka, yang disebut olivin, dan berwarna hijau.

Baca juga: Apa Penyebab Terjadinya Bulan Purnama?

Sebagian besar batuan Bulan yang dapat dilihat adalah batuan vulkanik, yang dikeluarkan dari dalam Bulan selama letusan gunung berapi. 

Daerah gelap yang terlihat di Bulan disebut lunar maria. Ini terbentuk dari letusan gunung berapi kuno. Bagian ini kurang reflektif dibandingkan dataran tinggi Bulan sehingga tampak lebih gelap. 

Lunar maria menutupi sekitar 16% permukaan Bulan, sebagian besar di sisi yang dapat kita lihat dari Bumi. Para astronom memperkirakan lunar maria terbentuk sekitar 3-3,5 miliar tahun yang lalu, ketika Bulan jauh lebih aktif secara vulkanik.

Kenapa warna Bulan berbeda-beda?

Bulan tampak bersinar karena memantulkan cahaya dari Matahari karena Bulan tidak menghasilkan cahayanya sendiri. 

Baca juga: 7 Fakta Deimos, Bulan Terkecil Milik Planet Merah

Bulan bahkan tidak memantulkan banyak cahaya, hanya 3 hingga 12% dari sinar matahari yang dipantulkannya.

Dilansir dari ZME Science, kecerahan Bulan yang terlihat bergantung pada posisi Bulan di orbit mengelilingi Bumi. 

Warna bulan juga dapat bervariasi, dari merah, ungu, putih hingga kuning. Keragaman warna ini disebabkan oleh fenomena optik di atmosfer Bumi, bukan karena Bulan itu sendiri. 

Dengan kata lain, warna-warna tersebut hanya yang tampak, warna Bulan sebenarnya tidak terlalu bergantung pada fenomena optik.

Saa melihat Bulan dari Bumi, sebagian atmosfer menghalangi pandangan kita. Partikel-partikel di atmosfer menyebarkan panjang gelombang cahaya tertentu dan membiarkan panjang gelombang lain melewatinya secara langsung.

Baca juga: 10 Fakta Menarik Titan, Bulan Terbesar Milik Saturnus

Saat posisi Bulan rendah di langit, kita melihat cahayanya menembus sebagian besar atmosfer. Cahaya di ujung biru spektrum dihamburkan, sedangkan cahaya merah tidak dihamburkan. Inilah yang menyebabkan Bulan juga terlihat berwarna merah. 

Sementara itu, saat posisinya semakin tinggi di langit, Bulan semakin sedikit dikaburkan oleh atmosfer sehingga tampak berwarna lebih kuning. Hal ini juga terjadi pada Matahari saat terbit di langit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com