Penyebab utama dari lingkungan kumuh di perkotaan ini diantaranya karena adanya urbanisasi besar-besaran ke Jakarta sejak tahun 1950-an.
Kawasan kumuh yang identik dengan penduduk miskin terjadi karena para migran pendatang yang sebagian besar berasal dari desa memiliki latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya yang berbeda beda.
Para migran ini melakukan urbanisasi karena menginginkan kehidupan yang lebih baik dan memiliki harapan besar pada kota karena menurut sudut pandang mereka kota akan memberikan kehidupan alternatif dan kesempatan yang tersembunyi.
Namun, ternyata kehidupan di kota besar sangatlah jauh dari harapan migran yang berasal dari golongan ekonomi lemah.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Juni Lalu Terburuk di Dunia, Apa Penyebabnya?
Pertumbuhan penduduk yang cepat akan semakin membuat kehidupan di kota menjadi tidak toleran bagi kaum miskin dan hanya menguntungkan bagi kaum yang kuat secara ekonomi.
Keadaan yang demikian akan mengakibatkan timbulnya permukiman kumuh atau slumps area yang dihuni para urbanit kendala sosial ekonominya dan desakan untuk terus bertahan hidup di tengah kehidupan perkotaan yang serba sulit.
Migran yang tidak memiliki keterampilan dan pekerjaan yang jelas merupakan salah satu dari banyak kelompok migran yang menjadi beban bagi pemerintah kota.
Karakteristik utama dari kelompok ini adalah mereka umumnya datang dari latar belakang ekonomi yang rendah dan memiliki tingkat pendidikan yang terbatas.
Karena mereka tidak memiliki keterampilan khusus, migran ini seringkali menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan yang layak dan berpenghasilan tinggi.
Akibatnya, mereka rentan mengalami kemiskinan dan menjadi beban bagi pemerintah kota dalam hal bantuan sosial, perumahan, dan layanan kesehatan.
Kondisi tersebut menjadi alasan bagi Pemerintah DKI Jakarta untuk mengeluarkan himbauan kepada para pemudik agar tidak membawa anggota keluarganya ke Jakarta, terutama bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan keterampilan.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah migran yang masuk ke Jakarta dan membebani pemerintah kota. Karena jika migran terus berdatangan ke kota, mereka dapat menimbulkan tekanan pada infrastruktur kota seperti air bersih, sanitasi, dan fasilitas kesehatan.
Hal ini tentu saja akan menambah beban APBD DKI Jakarta yang sudah cukup besar.
Baca juga: Polusi Udara Jakarta Bisa Sebabkan Gangguan Sistem Pernapasan, Ini Cara Mencegah Paparannya
Adanya pro kontra dan berbagai permasalahan yang membelenggu, Jakarta masih menarik bagi para migran karena peluang pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya