KOMPAS.com - Obesitas adalah kondisi kompleks yang melibatkan kelebihan lemak tubuh. Ini adalah masalah medis yang meningkatkan risiko penyakit dan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kanker tertentu.
Ada banyak alasan mengapa sebagian orang sulit menurunkan berat badan. Biasanya, obesitas disebabkan oleh faktor keturunan, fisiologis, dan lingkungan.
Dilansir dari Mayo Clinic, meskipun ada pengaruh genetik, perilaku, metabolisme, dan hormonal pada berat badan, obesitas terjadi saat seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar melalui aktivitas normal sehari-hari dan olahraga.
Dengan demikian, tubuh menyimpan kelebihan kalori ini sebagai lemak. Orang yang obesitas mungkin makan lebih banyak kalori sebelum merasa kenyang, lebih cepat merasa lapar, atau makan lebih banyak karena stres atau kecemasan.
Baca juga: Mengenal Obesitas yang Bisa Sebabkan Banyak Penyakit
Selain itu, obesitas biasanya juga merupakan hasil dari kombinasi penyebab dan faktor yang berkontribusi, seperti:
Gen yang diwarisi dari orangtua dapat memengaruhi jumlah lemak tubuh yang kita simpan, dan ke mana lemak itu didistribusikan.
Genetika juga dapat berperan dalam seberapa efisien tubuh mengubah makanan menjadi energi, bagaimana tubuh mengatur nafsu makan, dan bagaimana tubuh membakar kalori selama berolahraga.
Obesitas cenderung diturunkan dalam keluarga. Itu bukan hanya karena gen yang mereka bagi. Anggota keluarga juga cenderung memiliki kebiasaan makan dan aktivitas yang sama.
Baca juga: Obesitas pada Anak Balita, Apakah Perlu Diet?
Pola makan yang tinggi kalori, kurang buah dan sayuran, banyak makanan cepat saji, dan sarat dengan minuman berkalori tinggi serta porsi yang terlalu besar berkontribusi pada penambahan berat badan.
Jika memiliki gaya hidup yang tidak banyak bergerak, kita dapat dengan mudah mengonsumsi lebih banyak kalori setiap hari daripada yang dibakar melalui olahraga dan aktivitas rutin sehari-hari.
Melihat layar komputer, tablet, dan ponsel adalah aktivitas yang tidak banyak bergerak. Jumlah jam yang dihabiskan di depan layar sangat terkait dengan penambahan berat badan.
Obesitas dapat terjadi pada semua usia, bahkan pada anak kecil. Namun, seiring bertambahnya usia, perubahan hormonal dan gaya hidup yang kurang aktif dapat meningkatkan risiko obesitas.
Baca juga: Kenali Tanda Anak Obesitas dan Cara Mengatasinya
Selain itu, jumlah otot di tubuh cenderung berkurang seiring bertambahnya usia. Umumnya, massa otot yang lebih rendah menyebabkan penurunan metabolisme.
Perubahan ini juga mengurangi kebutuhan kalori dan dapat mempersulit kita untuk menjaga kelebihan berat badan. lain
Kenaikan berat badan umum terjadi selama kehamilan. Beberapa wanita merasa berat badan selama kehamilan sulit diturunkan setelah bayi lahir. Pertambahan berat badan ini dapat berkontribusi pada perkembangan obesitas pada wanita.
Kurang tidur atau terlalu banyak tidur dapat menyebabkan perubahan hormon yang meningkatkan nafsu makan.
Kita mungkin juga menginginkan makanan tinggi kalori dan karbohidrat, yang dapat berkontribusi pada penambahan berat badan.
Baca juga: Studi: Kasus Anak Stunting hingga Obesitas Masih Tinggi di Indonesia
Banyak faktor eksternal yang memengaruhi suasana hati dan kesejahteraan, yang dapat menyebabkan obesitas. Biasanya, kita sering mencari lebih banyak makanan berkalori tinggi saat mengalami situasi stres.
Jika mengalami obesitas dan ingin menurunkan berat badan, tetapi tidak dapat melakukannya sendiri, carilah bantuan medis.
Dilansir dari Healthline, dokter mungkin juga akan bekerja sama ahli lain, seperti terapis atau staf kesehatan lainnya.
Dokter akan bekerja dengan untuk membuat perubahan gaya hidup yang diperlukan. Kadang-kadang, mereka mungkin merekomendasikan obat-obatan atau operasi penurunan berat badan.
Dokter biasanya merekomendasikan perubahan gaya hidup dan perilaku untuk membantu anak-anak dengan obesitas. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan pengobatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya