Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Si Minions “Arthropoda Tanah” sebagai Penyelamat Tanah yang Butuh Perhatian untuk Generasi Sekarang dan Masa Datang

Kompas.com - 30/03/2023, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saat ini, dengan kebutuhan manusia yang semakin tinggi dan didukung laju pertumbuhan populasi manusia yang semakin pesat, menyebabkan kebutuhan lahan juga semakin meningkat.

Baca juga: 5 Hewan yang Hidup di Bawah Tanah, Ada Tikus hingga Serangga

Kecenderungan ini berdampak pada kondisi kesehatan tanah yang semakin menurun. Walaupun data KLHK tahun 2023 menunjukkan laju deforestasi lahan menurun, tetapi kekhawatiran akan kondisi kesehatan tanah masih akan terus berlanjut akibat adanya gangguan lahan dan praktik pengolahan tanah oleh manusia.

Selain itu, Goncalves et al (2020) menyatakan bahwa Arthropoda tanah juga sangat sensitif terhadap praktik pengelolaan tanah.

Berdasarkan data penelitiannya ditemukan bahwa kepadatan dan aktivitas detrivora, herbivora, dan musuh alami potensial dari arthropoda tanah meningkat pada tipe lahan dengan penutup tanah dan vegetasi yang beragam dibandingkan dengan perlakuan pengolahan tanah atau vegetasi yang disemai.

Kemampuan adaptasi arthropoda tanah akan menentukan kemampuan mereka untuk bertahan hidup. Praktik budidaya lahan pertanian akan menyeleksi kelompok arthropoda tanah yang adaptif pada lingkungan baru, dan biasanya kelompok yang tidak adaptif merupakan arthropoda tanah yang perannya sangat penting sebagai pengendali keseimbangan ekosistem.

Pemahaman tentang efek intensitas penggunaan lahan pada keanekaragaman hayati arthropoda tanah sangat penting untuk dilakukan.

Metode yang tepat untuk menguraikan kontribusi arthropoda tanah serta bagaimana konsep penelitian untuk mempertahankan keanekaragaman hayati pada komunitas tanah merupakan alternatif yang tepat untuk mengenalkan kembali arthropoda tanah yang sempat terlupa dan memiliki pandangan atau citra negatif dari masyarakat.

Baca juga: 8 Fakta Kepik Ladybug, Serangga Kecil yang Bisa Mengusir Hama

Kami meyakini bahwa di masa depan dengan meningkatnya permintaan akan produk tata guna lahan dan mandat simultan untuk menjaga ekosistem asli yang tersisa, akan banyak riset yang dilakukan untuk mendapatkan titik temu kedua arah tersebut.

Tentunya ini tidak bisa hanya dikerjakan oleh satu pihak, melainkan butuh kolaborasi dari para stakeholder untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Program pertanian berkelanjutan telah membawa kita ke era perbaikan kondisi lingkungan pada lahan antropogenik. Banyak aspek lingkungan yang telah diusahakan untuk perbaikannya melalui berbagai sistem dan metode yang lebih ramah lingkungan.

Menghadirkan arthropoda tanah dalam mendukung program pertanian berkelanjutan akan membawa dampak positif bagi pertanian Indonesia.

Penelitian dasar arthropoda tanah dari aspek kelimpahan dan keanekaragaman belum cukup untuk membuktikan sejauh mana peran ekologis kelompok ini dalam memberikan dukungan terhadap program pertanian berkelanjutan.

Konsep sistematis penelitian peran ekologis arthropoda tanah yang merangkai susunan pola struktur dan fungsional arthropoda tanah berdasarkan biodiversitas arthropoda tanah diharapkan akan membantu menjelaskan secara utuh peran ekologis arthropoda tanah tersebut.

Arthropoda tanah yang hidup di permukaan tanah memiliki lingkungannya sendiri untuk tumbuh, berkembang biak dan melakukan aktivitas lainnya.

Memahami mereka secara utuh sudah menjadi tugas kita sebagai para periset untuk menjawab tantangan global yang kian berkembang dengan pesat.

Baca juga: Apakah Serangga Bisa Dimakan?

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com