Ini menunjukkan seberapa cepat jenis teknologi AI ini berkembang dan ketersediaan chatbot AI yang semakin canggih cenderung tumbuh secara substansial.
Namun, pada masa mendatang, AI apa pun yang digunakan sebagai asisten virtual layanan kesehatan harus dapat mengkomunikasikan ketidakpastian apa pun tentang responsnya daripada membuat jawaban yang salah, dan secara konsisten menghasilkan respons yang andal.
Kita perlu mengembangkan standar kualitas minimum untuk intervensi AI dalam perawatan kesehatan. Ini termasuk memastikan mereka menghasilkan informasi berbasis bukti.
Kita juga perlu menilai bagaimana pelaksanaan asisten virtual AI untuk memastikan mereka meningkatkan kesehatan masyarakat dan tidak menimbulkan konsekuensi tak terduga.
Ada juga potensi biaya asisten AI medis menjadi mahal. Ini menimbulkan pertanyaan tentang kesetaraan atau keadilan dan orang-orang yang memiliki akses ke teknologi yang berkembang pesat ini.
Terakhir, para profesional perawatan kesehatan harus menyadari inovasi AI semacam itu agar dapat mendiskusikan keterbatasannya dengan pasien.
Baca juga: Kisah Deepmind, AI Terbaik Google yang Gagal Ujian Matematika SMA
Ashley M Hopkins
NHMRC Investigator Fellow, leader of the Clinical Cancer Epidemiology Lab, Flinders University
Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Kami bertanya ke ChatGPT dan Dr Google hal yang sama tentang kanker. Ini jawaban mereka". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.