Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana jika Manusia Meninggal di Luar Angkasa?

Kompas.com - 13/01/2023, 09:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tubuh manusia pada umumnya akan mengalami pembusukan dan kemudian perlahan terurai saat meninggal dunia di Bumi.

Namun, bagaimana jika manusia meninggal di luar angkasa dan apa yang akan terjadi pada tubuhnya?

Misalnya, astronot yang tengah berada dalam misi luar angkasa, baik di Mars maupun dalam perjalanan menuju ke sana.

Pertama, sebenarnya tak ada protokol resmi tentang apa yang terjadi pada tubuh saat seseorang meninggal di luar angkasa atau misal meninggal di Mars.

Kebijakan resmi NASA adalah keputusan yang akan dibuat bersama antara pimpinan NASA, mitra internasional, dan operasi penerbangan jika hal tersebut terjadi.

Skenario saat astronot meninggal di luar angkasa

Dikutip dari IFL Science, Kamis (12/1/2023), menurut astronot dan mantan komandan Stasiun Luar Angkasa Internasional Chris Hadfield, bagaimanapun badan antariksa menjalankan simulasi kematian dan astronot melihat skenario ini.

Baca juga: Bagaimana Proses Pembusukan Tubuh Manusia?

"Jika seseorang meninggal saat berada di Extravehicular Activity (EVA) atau kegiatan yang dilakukan di luar wahana antariksa, saya akan membawa mereka ke dalam airlock terlebih dahulu," kata Hadfield tentang kesimpulannya dari simulasi kematian astronot di luar angkasa tersebut.

"Saya mungkin akan menahan mereka di dalam pakaian bertekanan mereka. Tubuh sebenarnya membusuk lebih cepat dalam pakaian antariksa dan kami tak ingin bau daging busuk atau gas keluar karena itu tidak bersih. Jadi kami akan menyimpannya dalam setelan mereka dan menaruhnya di tempat yang dingin di stasiun," papar Hadfield.

Di atas Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), masalah dapat ditangani dengan relatif cepat. Akan tetapi, pada misi yang lebih lama, katakanlah ke Mars, solusi lain akan diperlukan.

Salah satu skenarionya bisa saja dengan membuang tubuh manusia yang meninggal dunia ke luar angkasa, mengubah jenazah menjadi puing-puing luar angkasa yang berpotensi berbahaya.

Namun, hal ini sebenarnya bertentangan dengan perjanjian mitigasi puing-puing luar angkasa PBB. Salah satu alternatif yang diajukan oleh tim peneliti yang dibentuk oleh NASA adalah menempelkan jasad manusia di dalam kantong ke lengan robotik di luar pesawat luar angkasa.

Tubuh manusia yang meninggal di luar angkasa ini akan membeku padat, pada titik tertentu lengan akan mulai menggetarkan kantong selama 15 menit sampai tubuh yang rapuh menjadi potongan-potongan kecil.

Baca juga: Bagaimana Manusia Pertama Muncul di Dunia, Menurut Sains?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com