Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teman Setia, Anjing Bisa Cium Stres yang Dialami Manusia

Kompas.com - 13/12/2022, 14:00 WIB
The Conversation,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Oleh: Clara Wilson

ANJING telah lama hidup bersama manusia, sehingga mereka memiliki kemampuan luar biasa dalam membaca isyarat manusia.

Anjing juga memiliki indra penciuman mengagumkan yang memungkinkan mereka untuk mendeteksi penyakit, seperti COVID dan kanker paru-paru pada manusia hanya dengan menggunakan indra penciuman mereka.

Namun, kemampuan anjing yang telah berkembang untuk mendeteksi bau yang terkait dengan keadaan psikologis manusia masih belum banyak dipelajari.

Baca juga: 6 Penyakit yang Sering Menyerang Anjing Pit Bull

Stres yang dialami manusia menyebabkan perubahan hormonal dan pada sistem saraf yang mengubah jenis bau yang dihasilkan tubuh.

Bersama rekan-rekan saya, saya ingin mencari tahu apakah anjing dapat membedakan sampel bau yang diambil dari seseorang yang sama sebelum dan sesudah ia mengalami stres.

Dalam penelitian ini, kami mendapatkan ide dari bidang anjing pelacak biomedis (anjing pengendus di laboratorium) dan menggabungkan ide tersebut dengan teknik yang digunakan untuk menguji persepsi bau anjing.

Hasil penelitian kami ini dipublikasikan di jurnal PLOS One.

Untuk menguji apakah anjing dapat mendeteksi bau yang terkait dengan stres psikologis, kami memasang sensor pada peserta penelitian untuk terus mengukur detak jantung dan tekanan darah mereka.

Para peserta juga menilai tingkat stres mereka sebelum dan sesudah menyelesaikan tugas yang harus mereka lakukan.

Baca juga: Mirip Manusia, Anjing Bisa Terkena Demensia

Sebelum tugas dimulai, peserta menyeka kain kasa di belakang leher mereka, memasukkannya ke dalam botol kaca steril, dan menghembuskan napas mereka ke dalam botol tersebut.

Kami kemudian meminta peserta untuk melakukan tugas aritmatika mental yang cepat untuk membuat mereka merasa stres.

Setelah tugas selesai, peserta kembali memberikan penilaian tentang tingkat stres mereka, dan mereka memberikan dua sampel keringat/napas tambahan.

Total waktu antara pengumpulan sampel santai (pra-tugas) dan stres (pasca-tugas) adalah empat menit. Ini diestimasikan untuk mengurangi kemungkinan peserta merasakan perubahan dalam diri mereka selain yang ditimbulkan stres.

Kami hanya menyertakan sampel dalam penelitian ini dari peserta yang menyampaikan bahwa tugas yang dilakukan membuat mereka stres, dan detak jantung serta tekanan darah mereka meningkat selama mengerjakan tugas tersebut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com