KOMPAS.com - Jangkrik dikenal dengan suaranya yang khas. Bukan sekadar memberitahu keberadaannya, suara jangkrik adalah bagian penting dari repertoar komunikasi jangkrik.
Namun, karena beberapa alasan, jangkrik bersuara keras hanya di malam hari. Salah satunya untuk menghindari pemangsa di siang hari.
Baca juga: Jangkrik Jantan Bernyanyi di Malam Hari demi Menarik Perhatian Betina untuk Kawin
Meski terkenal dengan suara khasnya, rupanya tidak semua spesies jangkrik bisa mengeluarkan suara. Sementara pada spesies jangkrik yang bisa mengeluarkan suara, hanya jangkrik jantan yang mampu mengeluarkan suara khas itu.
Banyak orang mengira, suara jangkrik berasal dari kakinya. Sebenarnya, jangkrik menggunakan sayap mereka untuk mengeluarkan suara.
Sisi sayap jangkrik berlekuk dan bertekstur, serta memiliki tepi bergerigi di atas alur. Ketika sisi sayap yang berlekuk digesekkan satu sama lain, maka akan menghasilkan suara jangkrik yang khas.
Aktivitas tersebut disebut stridulasi. Suara keras jangkrik dapat dihasilkan dari kedua sayapnya, tapi penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan jangkrik jantan lebih suka memakai sayap kanan daripada sayap kiri.
Sedangkan jangkrik betina tidak mengeluarkan suara, karena anatomi tubuh mereka berbeda dengan jangkrik jantan.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Jangkrik, Hewan yang Bersuara Nyaring di Malam Hari
Suara jangkrik yang khas biasanya terdengar di malam hari. Ini karena mereka sebagian besar aktif di malam hari, sehingga sangat jarang suara jangkrik terdengar di siang hari.
Pada dasarnya ada beberapa alasan jangkrik bersuara keras di malam hari, yakni sebagai berikut.
Jangkrik jantan menggunakan kemampuannya mengeluarkan suara jangkrik yang khas untuk membuat panggilan kawin.
Suara jangkrik yang keras dari jantan di malam hari, membantu betina untuk menemukan mereka. Ini akan diikuti oleh lagu ‘pacaran’ yang lebih lembut, hingga kemudian setelah itu perkawinan dimulai.
Setelah berhasil kawin, jangkrik jantan akan ‘menyanyikan lagu’ lain untuk menjaga betina di dekatnya dan untuk mencegahnya kawin dengan pejantan lain.
Menariknya, ada sekitar 900 spesies jangkrik, namun jangkrik betina dapat mengidentifikasi suara jangkrik jantan dari spesies yang sama dari semua jangkrik jantan lainnya.
Selain itu, jangkrik jantan menggali dan tinggal di bawah tanah, dengan pintu masuk seperti megafon, yang secara efektif memperbesar dan menyebarkan suara jangkrik ke jarak yang lebih jauh.
Selain untuk panggilan kawin, jangkrik jantan bersuara untuk menunjukkan wilayah teritorialnya.