KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa subvarian baru Covid-19 Omicron XBB telah teridentifikasi di Indonesia.
Sejak pertama kali diidentifikasi pada Agustus 2022 di India, saat ini XBB telah ditemukan di 24 negara.
Di Singapura, Omicron XBB menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang diiringi peningkatan tren perawatan di rumah sakit.
Dilansir dari Prevention, sejauh ini, gejala Omicron XBB tampak mirip dengan gejala Covid-19 pada umumnya.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Penularan Omicron XBB
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejalanya dapat mencakup:
Juru Bicara Covid-19 Kemenkes, dr. M. Syahril mengatakan, kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, yang terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada pasien XBB di Indonesia, dilaporkan gejala seperti batuk, pilek, dan demam.
Baca juga: Apakah Omicron Varian XBB Cepat Menular?
Pasien kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September 2022. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober 2022.
Syahril mengatakan bahwa varian XBB memang cepat menular, tetapi fatalitasnya tidak lebih parah dari Omicron.
Dilansir dari laman Kemenkes, adapun cara mencegah infeksi varian XBB ini masih sama dengan pencegahan varian lain virus Corona, yakni: