Hal ini menunjukkan bahwa perilaku gorila jantan memukul dada bukan hanya tampilan visual, tetapi juga merupakan "sinyal kemampuan bersaing yang jujur".
Kendati di kebanyakan film fiksi menunjukkan gorila selalu memukul dadanya dengan tangan mengepal, namun di dunia nyata, gorila tidak memukul dengan tangan demikian.
Gorila memukul dada mereka dengan menangkupkan tangan, sehingga dapat memperkuat suara mereka.
Posisi tubuh mereka juga tampak bangkit dari posisi duduk ke posisi berdiri, mungkin sebagai cara untuk memastikan dentuman yang mereka keluarkan dapat terdengar lebih jauh.
Gorila jantan silverback, atau pemimpin kelompok, adalah yang paling sering melakukan perilaku memukul dada ketika gorila betina di bawah perlindungan mereka.
Baca juga: Perilaku Gorila di Alam Liar, Bersedia Adopsi Anak Gorila Yatim Piatu
Selain gorila pemimpin, gorila jantan lainnya di bawahnya juga menunjukkan perilaku yang sama, seperti yang dilakukan bayi gorila jantan saat mereka bermain.
Wright menunjukkan lewat penelitiannya, bahwa tampaknya tidak ada hubungannya antara seberapa dominannya seekor gorila jantan dengan berapa kali mereka memukul dada.
Akan tetapi, urutan pukulan dada berpotensi mengomunikasikan identitas hewan atau tana individu pada hewan lainnya.
Bagi gorila jantan yang lebih kecil, suara dentuman pukulan dada yang dikeluarkan penjantan silverback membuat mereka enggan untuk mendekat.
Selain menunjukkan dominasi di antara para pejantan, perilaku memukul dada ini juga mungkin akan dapat memikat gorila betina. Kendati demikian, alasan ini masih belum dipelajari lebih lanjut.
Baca juga: Gorila Langka di Dunia Tertangkap Kamera, Gendong Anak di Punggungnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.