Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 1883, Bagaimana Erupsi Gunung Ini Sebabkan Tsunami 40 Meter?

Kompas.com - 27/08/2022, 17:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Menurut versi Kementerian ESDM, letusan paroksismal terjadi pada 27 Agustus 1883 pukul 04.00-06.41 dan 10.00 waktu setempat, yang dianggap sebagai kejadian terbesar dalam sejarah letusannya.

Letusan ini melontarkan rempah vulkanik dengan volume 18 km kubik, tinggi asap 80 km, dan menimbulkan gelombang tsunami setinggi 30 meter di sepanjang pantai barat Banten dan pantai selatan Lampung.

Kejadian letusan yang menyebabkan tsunami ini disebut menewaskan 36.417 jiwa dan diperkirakan sebanyak 2000 orang di Sumatera bagian selatan tewas oleh abu panas.

Dalam sejarah yang tercatat, Gunung Krakatau mengalami letusan besar pada 416 SM, menyebabkan tsunami dan pembentukan kaldera.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Meletus 2018 karena Longsor Bukan Ledakan Vulkanik, Studi Jelaskan

 

Disusul letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada abad 3, 9, 10, 11, 12, 14, 16, dan 17, diikuti pertumbuhan kerucut Gunung Rakata, Danan, dan Perbuatan.

Kegiatan vulkanik berhenti pada 1681, dan setelah beristirahat kurang lebih 200 tahun, gunung ini kembali memperlihatkan kegiatannya yang diawali dari beberapa letusan Gunung Danan dan Gunung Perbuatan.

Pada 20 Mei 1883, letusan Gunung Perbuatan berkomposisi basaltis mengawali letusan paroksismal pada 27 Agustus 1883. Gunung Krakatau kembali tenang mulai Februari 1884 sampai Juni 1927.

Pada 11 Juni 1927, terjadi erupsi berkomposisi magma basa muncul di pusat komplek Krakatau, yang dinyatakan sebagai kelahiran Gunung Anak Krakatau.

Gunung Anak Krakatau juga menjadi salah satu gunung api aktif, yang hingga saat ini masih sering mengalami erupsi.

Baca juga: Mengenang Letusan Krakatau 1883 dan Upaya Mitigasi di Selat Sunda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com