Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2022, 10:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beragam penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri mengintai manusia. Untuk itu, tubuh memerlukan sistem pertahanan yang kuat agar senantiasa sehat. Namun, bagaimana cara sistem imun melindungi tubuh dari penyakit?

Seiring pertambahan usia, tubuh akan mengalami berbagai penurunan akibat proses penuaan. Sistem imun yang menjadi pelindung tubuh juga tidak bekerja sekuat saat muda.

Sistem imun adalah sistem kekebalan tubuh terhadap serangan substansi asing yang terpapar ke tubuh. Substansi asing tersebut bisa berasal dari luar maupun dalam tubuh sendiri.

Dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM), substansi asing dari luar tubuh atau eksogen seperti bakteri, virus, parasit, jamur, dan debu. Sedangkan substansi asing dari dalam tubuh dapat berupa sel-sel mati atau sel yang berubah bentuk dan fungsinya.

Sistem imunitas atau kekebalan tubuh yang kuat berfungsi untuk melawan patogen, memerangi virus dan bakteri, melawan benda asing, serta membantu mencegah infeksi dan penyakit.

Cara kerja sistem imun

Dituliskan dalam laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), cara kerja sistem imun atau pertahanan tubuh manusia terbagi menjadi dua pertahanan tubuh.

Baca juga: 4 Cara Terbaik Meningkatkan Sistem Imun Tubuh, Menurut Sains

Cara kerja sistem imun tersebut antara lain pertahanan tubuh bawaan (pertahanan non-spesifik) dan pertahanan adaptif (pertahanan spesifik), dengan penjelasan sebagai berikut:

Pertahanan tubuh bawaan atau non-spesifik

Pertahanan tubuh bawaan sejak lahir disebut non-spesifik dikarenakan tidak ditujukan untuk melawan antigen tertentu, tapi memberikan respons langsung terhadap berbagai antigen untuk melindungi tubuh.

Antigen atau antibodi-generators merupakan suatu molekul penanda yang terdapat pada permukaan sel yang bisa merangsang produksi antibodi.

Setiap benda asing yang memasuki tubuh pertama kali, akan dihadapi oleh mekanisme pertahanan nonspesifik. Mekanisme ini mempunyai dua garis pertahanan, yaitu:

a. Garis pertahanan pertama

Perahanan ini dilakukan oleh bagian terluar tubuh seperti kulit, membran mukosa, dan zat kimia antimikroba, sebagai berikut:

  • Kulit

Kulit adalah garis pertahanan pertama sistem imun dalam memberikan perlindungan tubuh. Kulit ditutupi sel-sel epitel yang sangat rapat, pada kulit normal tidak dapat ditembus oleh bakteri dan virus. Mikroorganisme hanya dapat masuk melalui kulit jika sudah terluka.

Baca juga: Bagaimana Cara Olahraga Bisa Meningkatkan Sistem Imun Tubuh?

Ilustrasi sistem kekebalan tubuh melawan serangan infeksi dari patogen seperti virus, bakteri, jamur, parasit maupun berbagai patogen lain. Ada tiga lapisan pertahanan atau imunitas yang akan melindungi tubuh agar tidak sakit.SHUTTERSTOCK/peterschreiber.media Ilustrasi sistem kekebalan tubuh melawan serangan infeksi dari patogen seperti virus, bakteri, jamur, parasit maupun berbagai patogen lain. Ada tiga lapisan pertahanan atau imunitas yang akan melindungi tubuh agar tidak sakit.

  • Membran mukosa

Membran mukosa melapisi saluran pencernaan, saluran respirasi, saluran kelamin, dan saluran ekskresi. Bagian tubuh ini pun tidak bisa ditembus oleh bakteri dan virus karena antar membrannya sangat padat.

 

Membran mukosa mampu melawan bakteri dengan pertahanan kimiawi, yakni menghasilkan lendir berupa cairan kental untuk mengikat dan menggumpalkan bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Gumpalan tersebut akan dibuang oleh tubuh dalam bentuk cairan kental melalui mekanisme bersin atau batuk.

  • Zat kimia antimikroba

Kulit mampu mensekresikan protein anti mikroba seperti lisozim yang terkandung pada air ludah, air mata, keringat, bahkan air susu ibu (ASI).

Zat kimia ini mampu menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri. Interferon yang merupakan protein antivirus yang dapat disintesis oleh sebagian besar sel tubuh sebagai respon terhadap kehadiran virus.

Baca juga: Begini Reaksi Sistem Imun Tubuh Lawan Virus Demam Berdarah

Interferon berfungsi menghentikan reproduksi dari virus, dan terdapat sistem komplemen yang diaktifkan oleh kehadiran antigen tertentu dan menghancurkannya.

b. Garis pertahanan kedua

Garis pertahanan ini terjadi di bagian dalam tubuh berupa fagositosis oleh sel fagosit, reaksi inflamasi, dan interferon.

  • Fagositosis

Sel-sel fagositosis akan menelan dan mencerna benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Ini dilakukan oleh sel darah putih, yaitu neutrofil, monosit, eosinofil, dan sel pembuluh alami.

Sel yang telah dirusak oleh antigen, membuat sel mengirimkan sinyal kimiawi yang menarik sel fagosit untuk datang.

Sel fagosit akan memasuki jaringan yang terinfeksi lalu menelan dan mencerna semua mikroba yang ada.

Baca juga: 70 Persen Sistem Imun Dipengaruhi Kesehatan Saluran Pencernaan

Ilustrasi imunitas turun akibat gangguan psikosomatik terhadap infeksi virus corona penyebab Covid-19. Ilustrasi imunitas turun akibat gangguan psikosomatik terhadap infeksi virus corona penyebab Covid-19.

  • Reaksi inflamasi

Apabila mikroba merusak jaringan, sel yang rusak akan mengirimkan sinyal histamin yang membuat peradangan (pelebaran pembuluh darah) dan interferon yang akan menyiagakan sel-sel lain.

2. Pertahanan tubuh spesifik

Imunitas dihasilkan dari produksi antibodi spesifik yang dikhususkan untuk antigen tertentu.

Antibodi merupakan protein plasma yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respon terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut.

Pertahanan spesifik dapat mengenai benda asing atau antigen yang sama pada pertemuan selanjutnya, sebab mempunyai kemampuan mengingat kembali antigen tertentu.

Hal tersebut menjadi konsep dalam imunisasi, pemberian perlindungan pada tubuh dari serangan penyakit dengan memberikan vaksin.

Baca juga: 5 Fakta Penting Omicron, Bisa Kelabuhi Sistem Imun dan PCR

Jika kekebalan muncul akibat respon infeksi dan dapat sembuh disebut kekebalan alamiah, sedangkan kekebalan karena dibuat seperti vaksin disebut kekebalan buatan.

Jenis kekebalan pertahanan spesifik dibagi menjadi dua macam, yaitu kekebalan aktif dan pasif.

Kekebalan aktif didapat secara alami (paparan patogen langsung dengan kekebalan bertahan seumur hidup) atau buatan (pemberian vaksin).

Sementara itu, kekebalan pasif terjadi jika antibodi satu dipisahkan dari antibodi lain seperti pemberian ASI, serta kekebalan pasif buatan dari injeksi antibodi manusia atau hewan lain yang tahan terhadap antigen tertentu.

Setelah mengetahui pentingnya sistem imunitas tubuh, maka beberapa cara bisa dilakukan untuk menjaganya seperti mengatur asupan makanan, memenuhi kebutuhan cairan tubuh, berolahraga, istirahat cukup, dan menghindari stres.

Baca juga: 4 Cara Terbaik Meningkatkan Sistem Imun Tubuh, Menurut Sains

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com