Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

5 Fakta Penting Omicron, Bisa Kelabuhi Sistem Imun dan PCR

Kompas.com - 09/01/2022, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Gunadi

LEDAKAN kasus Covid-19 di Amerika Serikat (di atas satu juta kasus sehari), Inggris (200 ribu kasus), Prancis (270 ribu kasus) dan Australia (50 ribu kasus) baru-baru ini yang didominasi varian Omicron menunjukkan varian ini memang cepat sekali penularannya.

Hanya dalam hitungan sekitar satu setengah bulan, varian ini telah menyebar lebih dari 110 negara. Pada 26 November 2021, selang dua hari setelah dilaporkan kasus pertama di Afrika Selatan dan Bostwana, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Omicron sebagai varian yang harus diwaspadai atau varian of concern (VOC).

Di Indonesia, dalam hitungan beberapa minggu terakhir, kasus Covid-19 dengan varian Omicron (B.1.1.529) juga meningkat. Jumlah kasus Omicron di negeri ini, per 5 Januari, mencapai 254 kasus, dengan 15 kasus penularan lokal.

Penyebaran varian baru ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat. Kita perlu memahami varian ini, setidaknya dalam 5 hal di bawah ini, sehingga kita bisa mengendalikannya.

Baca juga: 5 Negara yang Jadi Pusat Omicron Terbaru, dari Turki hingga Australia

1. Mutasi pada varian Omicron dan risiko penularan

Omicron menarik perhatian peneliti, salah satunya karena jumlah mutasi pada protein S-nya berjumlah 26-32 mutasi. Sekitar 50% mutasi tersebut berada pada receptor binding domain (RBD) – bagian protein yang berikatan dengan reseptor sel inang – protein S.

Protein S berikatan langsung dengan sel inang manusia melalui RBD-nya sehingga SARS-CoV-2 bisa menginfeksi manusia. Beberapa mutasi pada Omicron telah diketahui mempengaruhi karakteristik SARS-CoV-2 pada varian sebelumnya antara lain K417N (Beta), T478K (Delta), E484K (Beta, Gamma), dan N501Y (Alpha, Beta, Gamma).

Data awal di populasi Inggris menunjukkan bahwa penularan Omicron lebih tinggi dibandingkan Delta.

Peningkatan risiko penularan di dalam keluarga 3 kali lebih tinggi pada Omicron dibandingkan Delta. Sedangkan peningkatan risiko kontak erat menjadi kasus Covid-19 adalah 2 kali lebih tinggi pada Omicron dibandingkan Delta. Studi lain menunjukkan Omicron lebih menular 36,5% dibandingkan Delta.

Omicron sudah terbukti mempunyai kemampuan berkembang lebih baik pada sel inang manusia dibandingkan Delta. Omicron menyebar lebih cepat dibandingkan Delta pada negara yang telah terjadi penularan lokal, dengan peningkatan jumlah kasus dua kali (doubling time) setiap 2-3 hari.

Baca juga: WHO Sebut Omicron Bukan Penyakit Ringan

2. Apakah Omicron menyebabkan Covid-19 lebih parah?

Salah satu dampak Omicron yang menjadi perhatian publik adalah apakah Omicron menyebabkan gejala Covid-19 menjadi lebih parah.

Data pengaruh Omicron terhadap keparahan Covid-19 (hospitalisasi atau perlu perawatan di rumah sakit, kebutuhan oksigen, perawatan di ICU, oksigen atau meninggal) masih sangat terbatas.

Data awal di beberapa negara seperti Afrika Selatan, Inggris, Denmark dan Skotlandia menunjukkan bahwa risiko hospitalisasi Omicron lebih rendah dibandingkan Delta. Namun, hospitalisasi akibat Omicron diprediksi akan meningkat sebagai akibat peningkatan signifikan penularannya.

Makin tinggi hospitalisasi akan menjadi beban bagi sistem kesehatan dan akan menyebabkan peningkatan kematian, khususnya akibat doubling time Omicron yang pendek.

Kita harus hati-hati menginterpretasikan data hospitalisasi akibat Omicron karena ada jeda waktu antara munculnya Covid-19 dan hospitalisasi. Masih belum jelas apakah penurunan hospitalisasi karena perlindungan imunitas alamiah dan vaksin atau memang karena Omicron menyebabkan penurunan keparahan Covid-19.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com