Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas Ekstrem Akan Lebih Sering Terjadi, Apakah Dunia Siap?

Kompas.com - 05/08/2022, 16:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com- Ilmuwan mengungkapkan gelombang panas ekstrem diperkirakan akan lebih sering terjadi, baik dalam potensi dan durasi karena perubahan iklim.

Para ilmuwan pun mengkhawatirkan dunia tak siap untuk menangani korban jiwa akibat gelombang panas tersebut.

Dikutip dari Phys, Jumat (5/8/2022) Claudia Tebaldi, ilmuwan bumi di Laboratorium Nasional Pacific Northwest Departemen Energi di Washington gelombang panas yang biasa terjadi setiap 10 tahun sudah terjadi tiga kali lebih sering.

Sementara jika suhu rata-rata global naik hingga 2,7 derajat di atas suhu pra-industri (diperkirakan akan terjadi selama 10-15 tahun ke depan) gelombang panas bisa terjadi empat kali lebih sering.

Selanjutnya gelombang panas ekstrem dan kekeringan ini akan saling berhubungan dan dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan.

Baca juga: Gelombang Panas Eropa Disebut akibat Perubahan Iklim, 1.000 Orang di Portugal Meninggal Karenanya

"Saya tak dapat membayangkan seperti apa gelombang panas ini di masa depan," kata Marshall Shepherd, ahli meteorologi di University of Georgia.

Contohnya saja menurut National Oceanic and Atmospheric Administration suhu di Amerika Serikat bisa naik 3-12 derajat pada akhir abad ini. Kenaikan suhu sebagai dampak gelombang panas itu bisa terjadi di seluruh dunia.

Lalu pada 19 Juli lalu, suhu di London bahkan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.

Jalur kereta api yang terlalu panas juga melelehkan landasan pacu di Bandara Luton, Inggris.

Dengan setiap peningkatan para ilmuwan mengatakan suhu ekstrem dan gelombang panas akan berdampak brutal pada kehidupan sehari-hari, kesehatan manusia, tenaga kerja, dan transportasi.

Baca juga: Gelombang Panas India Pecahkan Rekor, Suhunya Capai Lebih dari 49 Derajat Celsius

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com