Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gelombang Panas Ekstrem Akan Lebih Sering Terjadi, Apakah Dunia Siap?

KOMPAS.com- Ilmuwan mengungkapkan gelombang panas ekstrem diperkirakan akan lebih sering terjadi, baik dalam potensi dan durasi karena perubahan iklim.

Para ilmuwan pun mengkhawatirkan dunia tak siap untuk menangani korban jiwa akibat gelombang panas tersebut.

Dikutip dari Phys, Jumat (5/8/2022) Claudia Tebaldi, ilmuwan bumi di Laboratorium Nasional Pacific Northwest Departemen Energi di Washington gelombang panas yang biasa terjadi setiap 10 tahun sudah terjadi tiga kali lebih sering.

Sementara jika suhu rata-rata global naik hingga 2,7 derajat di atas suhu pra-industri (diperkirakan akan terjadi selama 10-15 tahun ke depan) gelombang panas bisa terjadi empat kali lebih sering.

Selanjutnya gelombang panas ekstrem dan kekeringan ini akan saling berhubungan dan dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan.

"Saya tak dapat membayangkan seperti apa gelombang panas ini di masa depan," kata Marshall Shepherd, ahli meteorologi di University of Georgia.

Contohnya saja menurut National Oceanic and Atmospheric Administration suhu di Amerika Serikat bisa naik 3-12 derajat pada akhir abad ini. Kenaikan suhu sebagai dampak gelombang panas itu bisa terjadi di seluruh dunia.

Lalu pada 19 Juli lalu, suhu di London bahkan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.

Jalur kereta api yang terlalu panas juga melelehkan landasan pacu di Bandara Luton, Inggris.

Dengan setiap peningkatan para ilmuwan mengatakan suhu ekstrem dan gelombang panas akan berdampak brutal pada kehidupan sehari-hari, kesehatan manusia, tenaga kerja, dan transportasi.

"Bagaimana orang bisa bersiap (menghadapi gelombang panas). Infrastrukur kami tak dirancang untuk panas yang ekstrem dan suhunya terus naik," kata Cahterine McKenna, mantan menteri lingkungan dan perubahan iklim di Kanada dan ketua satuan tugas iklim PBB yang baru.

Apakah dunia siap hadapi gelombang panas ekstrem?

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa gelombang panas ekstrem akan lebih sering terjadi. 

Meskipun sebagian besar kematian akibat gelombang panas dapat dicegah namun menurut Kristie Ebi, profesor di Pusat Kesehatan dan Lingkungan Global University of Washington terlalu banyak orang yang sudah menderita dan meninggal karena panas.

Kelompok dokter dari University of Pennsylvania yang dipimpin oleh ahli jantung Sameed Khatana menyimpulkan dari 2008 hingga 2017, rata-rata terjadi 1200-1400 kematian setiap tahun di Amerika Serikat yang terkait dengan panas ekstrem.

Sedangkan menurut data Organisasi Kesehatan Dunia kematian yang berhubungan dengan gelombang panas hampir dua kali meningkat selama 20 tahun terakhir.

Panas juga memperburuk ketidaksetaran yang ada, menempatkan masyarakat yang paling rentan dalam risiko, termasuk orang tua, anak-anak dan mereka yang bekerja di luar ruangan.

Kota-kota bahkan lebih rentan terhadap panas ekstrem karena efek 'urban heat island'.

Padahal kota biasanya merupakan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan orang-orang yang tak memiliki akses ke kemewahan AC.

Ebi pun berpendapat untuk bersiap menghadapinya perlu bahan bangunan baru, pendingin yang lebih efisien, dan sistem peringatan serta respon yang menyelamatkan jiwa.

Lebih lanjut, risiko dan konsekuensi potensial dari peristiwa panas ekstrem ini telah diremehkan.

Padahal panas yang ekstrem memberi tekanan pada penerbangan, kereta api, sistem energi dan lain-lain.

Baja, beton, dan benda padat lainnya mengembang pada suhu yang lebih tinggi, menyebabkan jalan bergelombang dan melengkung serta jalur rel menjadi sejajar.

Kereta harus berjalan pada kecepatan yang lebih lambat untuk mengurangi gaya agar rel tidak mudah tertekuk.

Infrastruktur yang menua juga menambah masalah.

Kim Roddis seorang profesor teknik sipil dan lingkungan di George Washington University menyebut lebih dari 90 persen jembatan dibangun sebelum tren pemanasan.

Pada saat yang sama, mereka mencapai akhir masa hidupnya.

Pertanyaan tentang seberapa besar pemanasan Bumi akan terjadi pun belum terjawab namun yang pasti ditentukan oleh kita sendiri.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/05/163000723/gelombang-panas-ekstrem-akan-lebih-sering-terjadi-apakah-dunia-siap-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke